Logo Insan-Q
  • Pencarian
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Insan-Q
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Profil Psikolog
    • Kode Etik Psikologi Indonesia
    • Download Company Profile
    • Buku Tamu Kehadiran
    • TOS & Privacy Policy
    • Sitemap
  • Layanan
    • Konseling
    • Konseling Online
    • Asesmen Psikologi
    • Psikotest Online
    • Employee Assistance Program
    • Psikoterapi
    • Seminar & Training
    • Online Seminar & Training
    • Paket Layanan
    • Sarana & Fasilitas
  • Media
    • Berita
    • Artikel
    • Channel Video
    • Galeri Foto
    • Buku & Cetakan
    • Pelanggan & Mitra
  • Kontak
  • Registrasi

18 November 2020

Bagaimana Menghadapi Orangtua Toxic - Toxic Parenting

Bagaimana Menghadapi Orangtua Toxic - Toxic Parenting

Hubungan yang tidak sehat ternyata tidak hanya bisa terjadi pada sesama pasangan, teman atau rekan kerja. Ternyata lingkungan keluarga pun bisa menciptakan hubungan yang tidak sehat. Sudah pernah dengan istilah Toxic Parents atau Toxic Parenting...?

Sebelum membaca lebih jauh, perlu ditekankan bahwa tidak ada orangtua yang toxic. Perlakukan orangtua terhadap anak bisa jadi salah tetapi bukan berarti orangtua berhak untuk dibenci. Karena sikap dan perlakuan orangtua terhadap anak bisa menjadi toxic dan dapat melukai kondisi fisik ataupun emosional anak, tetapi orangtua seharusnya tetap dihoprmati dan disayangi.

Karakteristik

Toxic Parent atau Toxic Parenting adalah istilah umum untuk orang tua atau gaya pengasuhan orangtua yang menampilkan beberapa atau semua karakteristik berikut:

1) Tidak dapat menerima pendapat anak; Seolah tidak mendengar dan tidak mengakui pendapat anak; walau[un mungkin dalam hatinya membenarkan.

2) Melakukan tindakan kekerasan fisik atau verbal pada anak; .Pelecehan fisik dan verbal. Pelecehan mungkin tidak selalu memukul, berteriak, mengancam, atau sesuatu yang sangat jelas. Anak mungkin mengalami pelecehan yang lebih halus seperti panggilan nama, pengalihan kesalahan, perlakuan diam-diam, dll.

3) Kritik berlebihan; Orangtua toxic akan mengkritisi dan menyalahkan semuanya pada anak atas apa apa yang telah dilakukannya. Bahkan, apa pun usaha dan hasil yang dilakukan oleh anak tak pernah cukup baik baginya, selalu dsjs mencari kesalahan dan jarang mengapresiasi anak.

4) Bersikap Otoriter atau punya kontrol yang berlebihan; mengganggu privasi anak atau tidak mengizinkan anak membuat keputusan sendiri. Atau mungkin mereka terlalu kritis dan mengontrol keputusan anak, bahkan sebagai orang dewasa. Bahkan mungkin memegang waktu, uang, atau barang lain sebagai bidak dalam permainan manipulasi mereka.

5) Mengungkit pemberian yang diberikan pada anak; Dalam banyak kesempatan akan selalu menyebutkan apa apa yang telah diberikan kepada anak anak dan menunjukkan jasa jasanya.

6) Tidak memilki rasa empati pada anak; Seolah tidak empati pada anak, jika anak sedang kesulitan tidak peduli sama sekali.

7) Selalu mempermasalahkan hal hal kecil; Kesalahan kecil yang dilakukan anak menjadi permasalahan yang dianggapnya besar dan menjadi penyebab masalah lainnya.

8) Perilaku egois; Bersifat narsistik, atau mungkin tidak peduli perihal kebutuhan anak. Toxic parent selalu mengutamakan kebutuhannya sendiri dan tidak mempertimbangkan kebutuhan maupun perasaan anak. .   

Dampak dan Resiko

Perilaku orangtua tersebut bisa menjadi hal yang berbahaya secara psikologis bagi anak anak. Banyak orangtua yang tidak menyadari secara sepenuhnya bahwa tindakan dan gaya pola asuhnya ternyata adalah salah.

Karena pada dasarnya, semua orangtua ingin memberikan yang terbaik dan kasih sayang untuk anak anaknya. Tetapi terkadang ada faktor lain yang menjadikan mereka menerapkan pola asuh yang keliru atau salah mengartikan kebutuhan orangtua sebagai kebutuhan anak juga.

Toxic Parent dapat menyebabkan efek negatif yang sangat besar untuk anak-anak. Anak-anak menjadi tersiksa secara mental. Anak tipe penurut akan berusaha sekeras mungkin untuk membahagikan orangtuanya dengan cara menekan segala hal yang mereka inginkan. Di sisi lain, anak tipe pemberontak akan menjelma menjadi pembangkang untuk orangtuanya.

Toxic parent berdampak pada keadaan psikologis anak. Anak-anak bisa menderika sakit mental maupun fisik. Anak-anak bisa mengalami stres berkepanjangan. Toxic parents juga dapat menyebabkan anak memiliki rasa percaya diri yang rendah. Hal ini disebabkan orangtua yang selalu mengontrol keputusan untuk anaknya.

Toxic parenting menyebabkan komunikasi yang kurang baik antara anak dan orangtua. Kondisi ini membuat anak kurang nyaman untuk mengutarakan perasaan atau tidak mendapatkan perhatian yang optimal. Hal ini dapat menyebabkan anak mengalami kondisi stres yang berisiko tingkatkan depresi pada anak.

Cara Menghadapi Toxic Parenting

Lalu sebagai anak, hal apa yang bisa dilakukan ketika berada dalam situasi toxic parenting...?

1) Menciptakan Batasan.

Kamu sebagai anak perlu mendefinisikan perilaku orangtua terhadapmu yang bisa kamu terima atau tidak. Adakalanya perilaku orangtua telah berdampak sangat buruk bagi kondisi emosionalmu.

Perlakuan tersebut bisa membuatmu merasa semakin tertekan jika terus bersama. Tentu hal ini akan menjadikan hubunganmu dengan orangtua semakin tidak sehat, jadi kamu perlu memberikan batasan dalam hubungan dengan orangtua.

Tidak melakukan kontak untuk sementara waktu perlu dilakukan saat situasi sudah tidak mampu kamu hadapi sendiri.

2) Ciptakan ruangan untuk dirimu sendiri.

Jika selama ini kamu berada dilingkungan keluarga yang toxic, ada baiknya kamu bisa sedikit mengasingkan diri dengan melakukan "me time" agar kamu memiliki kesempatan untuk mendamaikan hati dan pikiran.

Hal ini perlu dilakukan untuk membangkitkan energimu kembali. Tetapi, lakukanlah secukupnya karena kamu perlu berhati hati saat "me time" bisa membuatmu terus menunda untuk menyelesaikan masalah.

Artinya kamuu mencoba untuk mengabaikan masalah dengan alasan self care yang berlebihan.

3) Komunikasikan dengan Orangtua secara baik.

Adakalanya orangtua tidak menyadari kesalahan mereka. Orangtua merasa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang benar tanpa memperhatikan kebutuhan atau keinginan dari anak anak.

Maka, kamu perlu menjelaskan keinginanmu pada orangtua. Buatlah orangtuamu memahami perasaaanmu yang sebenarnya dan pahamkan mereka bahwa perbuatan mereka dapat berdampak buruk bagi kondisi mental dan emosionalmu.

Hal ini sangat perlu dilakukan karena dengan komunikasi dan diskusi dari hati dengan orangtua adalah jalan keluar yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini.


Baca Juga :

  1. Mengenal Diri Sendiri
  2. 6 Tanda Hubungan Pernikahan Anda Sedang Bermasalah (Bagian Kedua)

Artikel Lain

Mengenal tentang Strategi Coping dalam Mengatasi Stress

24 Mei 2022

Mengenal tentang Strategi Coping dalam Mengatasi Stress
Psikoterapi, Pengertian dan Perbedaannya dg Konseling

10 Mei 2022

Psikoterapi, Pengertian dan Perbedaannya dg Konseling
Mengenal tentang Psychological First Aid (PFA)

09 Mei 2022

Mengenal tentang Psychological First Aid (PFA)
Logo Insan-Q

Insan-Q
Ruko Bonakarta Blok A No 30, Cilegon, Banten 42414

+62 254 386720
+62 821-2448-8437
+62 878-7135-3987

© 2020 Insan-Q