Logo Insan-Q
  • Home
  • About Us
    • Profil Insan-Q
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Video Company Profile
    • Profil Psikolog
    • Kode Etik Psikologi Indonesia
    • Download Company Profile
    • Buku Tamu Kehadiran
    • TOS & Privacy Policy
    • Sitemap
    • Pencarian (Search)
  • Layanan
    • Konseling
    • Konseling Online
    • Asesmen Psikologi
    • Psikotest Online
    • Employee Assistance Program
    • Jasa & Konsultan SDM (HR)
    • Psikoterapi
    • Parenting & Tumbuh Kembang Anak
    • Seminar & Training
    • Online Seminar & Training
    • Paket Layanan
    • Sarana & Fasilitas
  • Media
    • Berita
    • Artikel
    • Channel Video
    • Galeri Foto
    • Kuesioner
    • Buku & Cetakan
    • Kampanye Sosial
    • Pelanggan Sekolah
    • Pelanggan Perusahaan
  • Kontak
  • Registrasi
  • INSAN-Q Home
    • Sarana Ruang Konseling
    • Arena Bermain Anak
    • Sarana & Fasilitas Lain
    • Kontak INSAN-Q Home

16 Oktober 2023

Cinta; sebagai Interpersonal Focused Approach dalam Psikologi Postif

Cinta; sebagai Interpersonal Focused Approach dalam Psikologi Postif

Daftar Isi :

  • 1. Definisi
  • 2. Urgensi
  • 3. Kategori
  • 3.1. Pendekatan Naturalistik/Biologis
  • 3.2. Pendekatan Psikologis/Sosial
  • 4. Tokoh
  • 5. Riset
  • 5.1. Fisiologi Cinta
  • 5.2. Kesehatan dan Cinta
  • 6. Kritik

##!cinta-psikologi-positif-1!##

Definisi

Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas definisi dari dua jenis cinta yang telah lama diteliti oleh para tokoh, yaitu passionate love dan companionate love. Passionate love adalah keadaan penyerapan total dari sepasang kekasih yang diikuti oleh perubahan suasana hati antara gembira dan sedih.

Secara sederhana, passionate love bisadiartikan pula sebagai ketertarikan yang intens antara dua orang kekasih. Sementara itu, companionate love diartikan sebagai kasih sayang yang dirasakan oleh dua orang yang hidupnya saling berkaitan erat.

##!cinta-psikologi-positif-2!##

Urgensi

Pada awalnya, pemikiran konseptual mengenai cinta dikaitkan dengan suatu hal yang sifatnya baik ataupun dihubungkan dengan Tuhan. Namun, lama-kelamaan konsep cinta mulai dipelajari oleh para tokoh. Ketika dipelajari lebih lanjut, sepanjang sebagian besar sejarah manusia, pernikahan karena cinta tidak diketahui secara jelas.

Baru pada abad pertengahan, diketahui adanya istilah courtly love atau cinta yang bergairah antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah. Secara perlahan, rasa cinta tersebut mengarah ke pernikahan dan tren tersebut berkembang secara luas di dunia Barat.

##!cinta-psikologi-positif-3!##

Kategori

Terdapat dua pendekatan besar dalam memahami konsep cinta, yaitu pendekatan naturalistik/biologis dan pendekatan psikologis/ sosial.

##!cinta-psikologi-positif-31!##

1) Pendekatan Naturalistik/Biologis.

Pendekatan naturalistik/biologis berkaitan dengan kondisi fisik, emosi yang dirasakan dan evolusi manusia. Pendekatan ini membagi cinta menjadi tiga macam, yakni:

  • Passionate and companionate love; Penelitian terbaru dari teori ini menyatakan bahwa rasa gairah dan kasih sayang ditunjukkan dalam bentuk persahabatan ada pada saat yang bersamaan dalam suatu hubungan. Misalnya, Ani dan Budi telah menjalin hubungan romantis yang cukup lama. Mereka memiliki kedekatan fisik yang erat serta saling memahami satu sama lain.
  • Pendekatan keterikatan; Pendekatan ini berkaitan dengan teori attachment dari Bowlby (1969) yang mempelajari hubungan keterikatan yang dibentuk bayi dengan pengasuhnya, yang kemudian dapat berpengaruh terhadap hubungan selanjutnya yang dijalani oleh seseorang. Misalnya, saat kecil Rani cenderung diabaikan oleh orangtuanya. Akhirnya, saat dewasa Rani menjadi pribadi yang dingin dan kurang nyaman untuk terlalu dekat dengan pasangannya.
  • Evolusi cinta; Teori ini memandang bahwa untuk bertahan hidup dan melestarikan spesies manusia, diperlukan ikatan emosional antara pasangan untuk berkembang biak dan melahirkan generasi selanjutnya.


Baca Juga : Bipolar Disorder - Gangguan Bipolar, Gejala dan Penyebab


##!cinta-psikologi-positif-32!##

2) Pendekatan Psikologis/Sosial

Pendekatan ini berhubungan dengan kognitif dan perspektif sosial. Pada pendekatan psikologis/sosial, cinta terbagi menjadi empat macam, yaitu:

  • Prototipe cinta; Teori ini menyatakan bahwa cinta dilihat sebagai prototipe atau "contoh terbaik", yang terdiri dari serangkaian ciri utama dan bersifat representatif, seperti rasa persahabatan dan gairah yang merupakan ciri dalam hubungan romantis.
  • Self-expansion; Manusia dipandang memiliki dorongan untuk pengembangan diri. Pada pasangan yang saling mencintai, pengembangan diri dapat lebih cepat dilakukan karena mereka saling memperluas batasan diri melalui hubungan mereka tersebut. Misalnya, setelah menikah, Santi ikut tertarik dengan hobi pasangannya.
  • Segitiga cinta; Menurut Sternberg (1986), cinta merupakan kombinasi dari tiga komponen, yaitu keintiman, gairah, dan komitmen. Kombinasi tersebut menghasilkan delapan jenis cinta yang berbeda. Sebagai contoh, kehadiran ketiga komponen tersebut disebut "cinta yang sempurna".
  • Love styles; Teori ini membagi cinta menjadi enam gaya, antara lain: - Eros adalah cinta yang dirasakan ketika seseorang memiliki preferensi terkait karakteristik fisik; pasangan, mengidealkan, dan mengejar pasangan yang ia cintai dengan intens; - Ludus, yaitu melihat cinta sebagai permainan, hanya untuk kesenangan bersama, tanpa intensitas dan komitmen yang kuat, serta dapat tidak terikat dengan satu pasangan saja; - Storge adalah cinta persahabatan dan dianalogikan dengan companionate love; - Pragma adalah cinta yang dirasakan saat seseorang memilih pasangannya berdasarkan penilaian atau daftar kualitas yang cocok dan ia inginkan; - Mania adalah cinta yang bersifat obsesif dan sering kali berhubungan dengan kecemburuan serta perpisahan dan rekonsiliasi yang dramatis; - Agape adalah gaya cinta yang tidak mementingkan diri sendiri dan sangat memperhatikan kesejahteraan pasangannya.

##!cinta-psikologi-positif-4!##

Tokoh

Salah satu tokoh pertama yang mempelajari tentang cinta adalah Zick Rubin yang telah melakukan banyak penelitian untuk membedakan antara cinta dan suka serta mengembangkan alat ukur untuk keduanya. Tokoh lain yang juga menjadi pelopor penelitian cinta adalah Berscheid dan Walster, yang berfokus pada passionate love dan companionate love.

##!cinta-psikologi-positif-5!##

Riset

##!cinta-psikologi-positif-51!##

1) Fisiologi Cinta

Pada seseorang yang sedang jatuh cinta, biasanya dapat terlihat dari tanda eksternal, seperti wajah memerah, bersemangat, dan sering tersenyum. Kemudian, cinta romantis juga dikaitkan dengan peningkatan aktivitas saraf di area otak yang kaya akan reseptor dopamine, memengaruhi perubahan hormon oksitosin, dan dapat mengurangi keparahan rasa sakit yang dialami oleh seseorang.

##!cinta-psikologi-positif-52!##

2) Kesehatan dan Cinta

Penelitian menemukan bahwa cinta romantis dapat meningkatkan kadar glukosa darah, berhubungan dengan penilaian afek positif, dan berpengaruh terhadap kebahagiaan seseorang. Meskipun begitu, cinta yang berlebihan juga dapat

berdampak buruk pada kesehatan, seperti adanya peningkatan kadar glukosa darah yang berlebihan dan cinta yang posesif berhubungan dengan kepribadian neurotik.

##!cinta-psikologi-positif-6!##

Kritik

Meskipun penelitian terkait cinta telah semakin luas dan banyak diteliti, namun masih terdapat beberapa hal yang masih dipertanyakan, yaitu:

  • Akankah disiplin luas yang membentuk komunitas psikologi positif menyadari kekuatan dan sentralitas cinta untuk hubungan manusia?
  • Akankah penelitian tentang cinta dan fenomena fisik, termasuk kesehatan, dapat berkembang dan mungkin meluas ke penelitian medis?
  • Dapatkah peneliti psikologi positif dan peneliti medis bekerja sama untuk membuktikan studi tentang cinta?
  • Dapatkah penelitian cinta yang telah dilakukan tersebut menghasilkan dana penelitian untuk dapat mempelajari cinta lebih lanjut?
  • Bagaimana perluasan penelitian lintas batas dan benua terkait cinta mempengaruhi konsepsi cinta saat ini?

Referensi :

Buku Ajar Psikologi Positif; Dra. Sugiarti, M.Kes, Psikolog; UI Publishing; 2023


Baca Juga :

  1. Menumbuhkan Budi Pekerti pada Anak Usia Dini
  2. Tips Meningkatan Keterampilan Kerjasama Tim (Team Work)

Artikel Lain

Gangguan Skizoafektif (Schizoaffective Disorder), Gejala, Penyebab, dan Peanggulangannya

28 November 2023

Gangguan Skizoafektif (Schizoaffective Disorder), Gejala, Penyebab, dan Peanggulangannya
Healing atau Self-Healing; Pemulihan Diri secara Fisik dan Mental

24 November 2023

Healing atau Self-Healing; Pemulihan Diri secara Fisik dan Mental
Tips Kesehatan Mental di Tempat Kerja akibat Ketidakjelasan (Ketaksaan) Peran

22 November 2023

Tips Kesehatan Mental di Tempat Kerja akibat Ketidakjelasan (Ketaksaan) Peran
Logo Insan-Q

Insan-Q
[1] Ruko Bonakarta Blok A No 30, Masigit, Jombang, Kota Cilegon, Banten 42414. [2] INSAN-Q Home - Perumahan Bukit Baja Sejahter (BBS) 3 Blok A4 No. 14 Ciwaduk, Kota Cilegon Banten 42415.

+62 254 386720
+62 821-2448-8437
+62 878-7135-3987

© 2020 Insan-Q