15 November 2020
Marah adalah emosi yang ditandai dengan ketegangan dan permusuhan yang timbul dari frustrasi, cedera nyata atau khayalan oleh orang lain, atau ketidak adilan yang dirasakan. hal itu dapat memanifestasikan dirinya dalam perilaku yang dirancang untuk menghilangkan objek kemarahan (misalnya, tindakan yang ditentukan) atau perilaku yang dirancang hanya untuk mengekspresikan emosi (misalnya, bersumpah).
Kemarahan berbeda dari agresi, tetapi merupakan penggerak yang signifikan dari agresi; yaitu perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang atau sesuatu.
Terlepas dari hubungan keduanya yang saling berpengaruh, amarah saja tidak diperlukan dan tidak cukup untuk menimbulkan agresi. Agresi; mengacu pada perilaku yang disengaja yang bertujuan untuk menyakiti orang lain. Seringkali, hal ini mencerminkan keinginan untuk mendominasi dan mengontrol.
Agresi dapat ditunjukkan dengan memukul, mendorong, atau bahkan melukai orang lain, dan dapat terjadi dalam kekerasan perkawinan, pelecehan anak atau orang tua, bullying, atau aktifitas kriminal.
Kemarahan adalah keadaan perasaan negatif yang biasanya dikaitkan dengan pikiran bermusuhan, gairah fisiologis, dan perilaku maladaptif. Hal ini biasanya berkembang sebagai tanggapan atas tindakan yang tidak diinginkan dari orang lain yang dianggap tidak sopan, merendahkan, mengancam atau
mengabaikan. Â
Kemarahan memberi energi pada kita untuk membalas. Emosi marah bisa disertai dengan ketegangan otot, sakit kepala atau detak jantung yang meningkat. Selain itu, ekspresi amarah secara verbal dan fisik dapat menjadi peringatan bagi orang lain tentang ketidak senangan sesorang.
Ekspresi verbal termasuk berteriak, berdebat, mengumpat, dan menyindir. Namun, kemarahan juga bisa diekspresikan secara fisik dengan mengepalkan tangan, melempar buku ke lantai, memecahkan pensil atau membenturkan dinding. Terkadang, kemarahan tidak diungkapkan secara eksternal tetapi tetap sebagai problem internal.
Kemarahan merupakan masalah penting dengan konsekuensi negatif dalam banyak aspek kehidupan seperti pernikahan, tempat kerja, interaksi dengan orang tua-anak, dan perilaku mengemudi, perilaku ditempat kerja, dll,
Kemarahan dikaitkan dengan konflik antarpribadi, evaluasi negatif oleh orang lain, mengemudi yang tidak menentu, perusakan properti, ketidak sesuaian pekerjaan, pengambilan risiko yang tidak tepat, kecelakaan, penyalahgunaan zat, dan yang disebut mengumbar nafsu.
Jika frekuensi marah sedang hingga intens, dan sering dialami, dan kemudian menjadi menyimpan dendam dan berencana membalas dendam, dan diekspresikan dalam tindakan verbal dan fisik yang agresif, maka kondisi ini harus dikhawatirkan.
Maka marah menjadi berisiko terjadinya hubungan negatif, kesehatan, dan mungkiin dampak hukum terkait dengan ekspresi kemarahan yang tidak semestinya.
Berikut ini adalah emosi marah yang harus dikhawatirkan :
Referensi :
Baca Juga :