16 Oktober 2023
Daftar Isi :
##!emotional-well-being-1!##
Kecerdasan Emosional atau Emotional intelligence adalah kemampuan untuk memproses informasi yang berkaitan dengan emosi secara kompeten dan menggunakan informasi tersebut untuk menuntun aktivitas kognitif seperti menyelesaikan masalah dan untuk memfokuskan energi pada perilaku-perilaku yang dibutuhkan.
##!emotional-well-being-2!##
Berawal dari kritik terhadap pandangan tradisional bahwa intelegensi hanyalah kemampuan kognitif yang bersifat analitis, sejak tahun 1990-an, topik mengenai emotional intelligence menjadi salah satu topik bahasan yang hangat dibicarakan.
Dalam banyak penelitian, emotional intelligence telah terbukti memiliki dampak positif dalam bidang pendidikan, pengasuhan anak, pekerjaan, dan pengembangan diri sehingga penting untuk meneliti lebih jauh terkait topik emotional intelligence ini.
##!emotional-well-being-3!##
Sampai saat ini, model yang paling sering digunakan untuk menjelaskan konsep emotional intelligence adalah model dari Mayer & Salovey (1997), yang membagi emotional intelligence menjadi empat cabang, yaitu:
##!emotional-well-being-31!##
1) Emotional Perception and Expression
Berkaitan dengan kemampuan untuk mengenali dan memasukkan informasi verbal dan nonverbal yang berkaitan dengan emosi, misalnya kemampuan untuk mengenali emosi yang sedang dirasakan ataupun mengenali gestur nonverbal emosi yang ditampakkan oleh orang lain.
##!emotional-well-being-32!##
2) Emotional Facilitation of Thought
Berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan emosi dalam proses kognitif seperti pelibatan emosi dalam proses kreativitas dan penyelesaian masalah, misalnya ketika seseorang merasa sedih, ia dapat menggunakan emosi tersebut untuk menghidupkan kreativitas dalam dirinya dengan cara menulis puisi, menciptakan lagu, dan sebagainya.
##!emotional-well-being-33!##
3) Emotional Understanding
Berkaitan dengan kemampuan untuk memproses emosi secara kognitif, seperti mendapatkan insight atau pengetahuan terkait apa yang sedang dirasakan diri sendiri dan orang lain. Misalnya, seseorang dapat mendeskripsikan emosi yang sedang dirasakan saat ini dan dapat mengkategorikan emosi apa yang sedang dirasakan.
##!emotional-well-being-34!##
4) Emotional Management
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam meregulasi emosi yang dimiliki dan meregulasi emosi orang lain. Misalnya, individu dapat memilih strategi coping yang baik ketika dihadapkan dengan keadaan emosi yang negatif.
Baca Juga : Tips Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan pada Anak
##!emotional-well-being-4!##
Pada awalnya Mowrer (1960) mengatakan bahwa konsep emosi sama sekali tidak dapat ditentang dengan konsep 'kecerdasan', artinya kedua konsep ini merupakan satu kesatuan. Selanjutnya, konsep mengenai emotional intelligence dipublikasikan pertama kali oleh Mayer, DiPaolo dan Salovey pada tahun 1990 melalui dua buah artikel.
Salovey & Mayer (1990) mendefinisikan emotional intelligence sebagai bagian dari social intelligence. Mereka tertarik mengenai konstruk yang mendasari serta cara mengoperasionalkan dari emotional intelligence.
##!emotional-well-being-5!##
Berdasarkan riset yang telah dilakukan, emotional intelligence berkaitan dengan berbagai hasil penting. Individu dengan emotional intelligence yang tinggi cenderung memiliki adaptasi psikologis dan kesehatan mental yang lebih
Emotional intelligence juga berhubungan positif dengan kualitas hubungan interpersonal individu, performa kerja karyawan yang bekerja di bidang yang memerlukan emotional labor, kepuasan kerja bawahan, dan kepemimpinan, seperti efektivitas serta perilaku kepemimpinan yang diinginkan.
##!emotional-well-being-6!##
Pendekatan emosional di dalam psikologi positif memandang emosi yang dirasakan manusia sebagai sesuatu yang harus diakui, bukan dihindari. Konsep tersebut mendasari strategi koping yang ada dalam pendekatan ini.
Strategi koping dalam pendekatan emosional meliputi kemampuan individu untuk mengakui, memahami, dan mengekspresikan emosi yang dirasakan ketika mengalami situasi yang stressful. Hal ini dibuktikan juga oleh beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa strategi coping ini dapat dapat menghasilkan manfaat yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan psikologis.
Referensi :
Buku Ajar Psikologi Positif; Dra. Sugiarti, M.Kes, Psikolog; UI Publishing; 2023
Baca Juga :