02 November 2023
Daftar Isi :
##!menciptakan-kebahagiaan-1!##
Kebahagiaan merupakan bahasan yang sangat penting dan populer di bidang psikologi, sejalan dengan berkembangnya bidang kajian psikologi positif (Seligman, 2002). Psikologi positif mengkaji tentang kekuatan dan kebajikan yang bisa membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi berhasil dalam hidup atau meraih tujuan hidupnya, sehingga ia menjadi bahagia.
Salah satu pusat perhatian utama dari cabang psikologi ini adalah pencarian, pengembangan kemampuan, bakat individu atau kelompok masyarakat, dan kemudian membantunya untuk mencapai peningkatan kualitas hidup (dari normal menjadi lebih baik, lebih berarti, lebih bahagia).
Kesalahpahaman yang muncul dalam konsep kebahagiaan ini di antaranya adalah anggapan bahwa memperbaiki hal yang salah akan membantu menuju bahagia, koping yang efektif tercermin dari berkurangnya keadaan negatif, serta fokus pada kekurangan/ kekurangan diri membantu mencegah masalah. Padahal, kenyataannya afek positif dan afek negatif tidak berada di kontinum yang sama.
Selain itu, Menyingkirkan emosi marah, takut dan depresi tidak otomatis menyebabkan perasaan tenang, dicinta dan bahagia, dan ketiadaan penyakit mental bukan berarti seseorang sehat mental.
##!menciptakan-kebahagiaan-2!##
##!menciptakan-kebahagiaan-21!##
1) A Pleasant Life
Milikilah hidup yang menyenangkan, dapatkan kenikmatan sebanyak mungkin. Ini mungkin cara yang ditempuh oleh kaum hedonis. Tapi jika ini cara yang kita tempuh, hati-hati dengan jebakan hedonic treadmill (semakin kita mencari kenikmatan, semakin kita sulit dipuaskan) dan jebakan habituation (kebosanan karena terlalu banyak, misalnya; makan es krim pada jilatan pertama sangat nikmat, tapi pada jilatan keduapuluh, kita jadi pengin muntah).
Tapi pada takaran yang pas, cara ini bisa sangat membahagiakan. Fokusnya pada cara pertama adalah memaksimalkan emosi positif dan meminimalkan rasa sakit atau emosi negatif. Seligman (Seligman, 2002) mengatakan ada emosi positif sesuai waktu, yakni terkait masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
Baca Juga : Tips Komunikasi Efektif dengan Anak Usia Dini
##!menciptakan-kebahagiaan-22!##
2) A Good Life
Dalam bahasa Aristoteles disebut eudaimonia, yakni terlibatlah dalam pekerjaan, hubungan atau kegiatan yang membuat kita mengalami “flow”. Kita akan merasa terserap dalam kegiatan itu, seakan-akan waktu berhenti bergerak, kita bahkan tidak merasakan apapun, karena sangat “khusyu’”. Tujuh (7) ciri-ciri kita dalam kondisi flow:
##!menciptakan-kebahagiaan-23!##
3) A Meaningful Life
Milikilah semangat melayani, berkontribusi dan bermanfaat untuk orang lain atau mahluk lain. Menjadi bagian dari organisasi atau kelompok, tradisi atau gerakan tertentu. Merasa hidup kita memiliki makna yang lebih tinggi dan lebih abadi dibanding diri kita sendiri. Untuk dapat melakukan hal ini, kita perlu untuk mengenali kekuatan yang dimiliki diri.
##!menciptakan-kebahagiaan-3!##
Dalam kaitannya dengan terapi, mencapai kebahagiaan memiliki tiga tujuan , secara emosional dapat membantu menemukan makna hidup dan kebahagiaan, secara aktivitas dapat melakukan hobi ataupun hubungan dengan orang lain, serta secara perilaku dapat mengubah pola pikir yang negatif. Teknik yang digunakan :
##!menciptakan-kebahagiaan-31!##
1) Empowerment
Membantu klien merasa berdaya, diajak untuk bekerja, contoh di RSJ terdapat instalasi rehabilitasi dan memberdayakan mereka untuk membuat kerajinan, masak, dan lainnya.
##!menciptakan-kebahagiaan-32!##
2) Insight
Membantu klien menyadari dan memahami kondisinya.
##!menciptakan-kebahagiaan-33!##
3) Positive Characteristics
Membantu klien mengenali kekuatan yang dimiliki
##!menciptakan-kebahagiaan-34!##
4) Positive Assessment and Interventions
Terapis bisa memberikan tugas rumah yang berfokus untuk meningkatkan potensi dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi klien. Contoh untuk dia bisa berinteraksi dengan orang ia ditugaskan untuk berkenalan dengan orang baru setiap harinya.
Referensi :
Buku Ajar Psikologi Positif; Dra. Sugiarti, M.Kes, Psikolog; UI Publishing; 2023
Baca Juga :