12 Oktober 2023
Daftar Isi :
##!talent-box-1!##
Model 9 (Nine) Box Talent, juga dikenal sebagai 9 Box Grid atau 9 Box Matrix, banyak digunakan dibidang HRD (human Resource Development) sebagai tool dalam Talent Management (Manajemen Bakat). Model ini awalnya dikembangkan oleh McKinsey & Company dan telah ada sejak tahun 1970-an.
McKinsey mengembangkan 9 Box Matrix pada tahun 1970an untuk membantu perusahaan GE (General Electric) dalam memprioritaskan investasi pada 150 unit bisnisnya. Matriks 9 Kotak dapat mengevaluasi unit bisnis berdasarkan dua dimensi: daya tarik industri dan kekuatan kompetitif unit bisnis. Kemudian pada sekitar 40 tahun terakhir, bagian HRD telah mengadopsi model ini sebagai Tool untuk Talent Management, dan mengganti dua sumbu industri dengan sumbu yang spesifik untuk karakteristik manusia; yaitu : kinerja dan potensi.
Talent Management (Manajemen Bakat/Talenta) adalah pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan menerapkan proses untuk : menarik, mengidentifikasi, mengembangkan, melibatkan, mempertahankan, dan mengerahkan SDM yang berharga bagi suatu organisasi; untuk dapat mencapai tujuan bisnis strategis.
Model ini telah berkembang menjadi tool dibidang HRD dan dikenal luas, memfasilitasi penilaian kinerja dan potensi karyawan dalam sebuah organisasi. Tool ini biasanya digunakan dalam Talent Management dan Perencanaan Karir (Career Planning) atau Suksesi. Tool ini berfungsi sebagai instrumen yang cukup handal untuk mengevaluasi sumber daya manusia yang berbakat di suatu perusahaan dan mengidentifikasi individu-individu yang berpotensi menjadi pemimpin masa depan.
##!talent-box-2!##
Struktur Model 9 (Nine) Box Talent merupakan grafik pemetaan atas dua sumbu; masing masing sumbu horizontal yang diwakili oleh Kinerja (Performance) dan sumbu vertikal yang diwakili oleh Potensi (Potential). Setiap sumbu yaitu Kinerja (Performance) dan Potensi (Potential); dikategorikan menjadi 3 kategori; yaitu : rendah, sedang dan tinggi.
Dengan cara demikian maka terbentuk 9 kotak kategori berdasarkan parameter Kinerja (Performance) dan Potensi (Potential), dan setiap kategori memiliki karayeristik sendiri yang terkait dengan kedua parameter tersebut; yaitu sbb :
##!talent-box-21!##
1) High Flyer : Potensi Tinggi / Kinerja Tinggi
Seorang karyawan High Flyer berkinerja baik secara konsisten dalam berbagai tugas dan memiliki motivasi diri untuk memecahkan masalah. Mereka adalah karyawan berharga yang bisa menjadi calon suksesi dan bisa menjadi bagian manajemen perusahaan di masa depan.
##!talent-box-22!##
2) High Potential: Potensi Tinggi/Kinerja Sedang
Seorang karyawan yang berkinerja cukup baik pada pekerjaannya saat ini, namun masih memiliki potensi untuk bekerja lebih baik. Perusahaan dapat mengarahkan karyawan ini pada tugas-tugas yang menantang dan memperluas tugas untuk membantu mereka mencapai potensi maksimal mereka.
##!talent-box-23!##
3) Semi Potential: Potensi Tinggi / Kinerja Rendah
Karyawan dalam kategori ini masih dapat berkinerja lebih baik dalam pekerjaannya. Perusahaan perlu memberikan pelatihan untuk meningkatkan kinerja karyawan; atau memberikan waktu dan kesempatan untuk meningkatkan kinerja dengan dimonitor secara penuh.
##!talent-box-24!##
4) High Performers : Potensi Sedang / Berkinerja Tinggi
Karyawan yang berkinerja tinggi adalah karyawan yang telah mencapai batas potensi karirnya di dalam perusahaan. Kinerja pegawai ini dapat didorong melalui keterampilan delegasi.
##!talent-box-25!##
5) Key Performer : Potensi Sedang/Performa Sedang
Karyawan kategori pemain inti berada di tengah-tengah jaringan manajemen bakat. Mereka adalah karyawan berkemampuan yang mungkin mengalami beberapa masalah dan memerlukan pendampingan untuk kinerja yang lebih baik.
##!talent-box-26!##
6) Challenging Talent : Potensi Sedang / Kinerja Rendah
Para karyawan ini memerlukan pembinaan yang serius untuk meningkatkan kinerjanya dan dapat dipertimbangkan untuk perluasan pekerjaan guna menguji kemampuannya.
##!talent-box-27!##
7) Solid Performers : Potensi Rendah / Kinerja Tinggi
Pekerja keras pada dasarnya adalah karyawan yang berkinerja efektif yang mungkin telah mencapai batas potensi kariernya. Pendampingan dapat membantu meningkatkan pemikiran kreatif dan lateral mereka.
##!talent-box-28!##
8) Emerging Performers : Potensi Rendah/Kinerja Sedang
Karyawan yang berpotensi rendah dan berkinerja sedang dapat mengalami kemajuan pada tingkat yang sama jika sasaran yang luas ditetapkan, dan pembinaan dimulai.
##!talent-box-29!##
9) Early Talent: Potensi Rendah / Kinerja Rendah
Karyawan dengan kinerja rendah dan potensi rendah perlu diberhentikan atau dipindahkan ke posisi pekerjaan lain untuk meningkatkan semangat dan kinerja.
Baca Juga : Tips Lebih Proaktif dan Inisiatif di Tempat Kerja
##!talent-box-3!##
##!talent-box-31!##
1) Memungkinkan Pengorganisasian Karyawan dengan Cepat
Model 9 (Nine) Box Talent akan membantu mengatur dan mengelola karyawan dengan cepat, mengidentifikasi bakat/talenta dengan kinerja terbaik, mencari tahu siapa yang perlu diberhentikan, dan menemukan kandidat berpotensi besar yang memerlukan pengembangan atau motivasi ke arah yang benar.
##!talent-box-32!##
2) Memungkinan Dialog perihal Talent Management
Model 9 (Nine) Box Talent akan membantu memulai dialog seputar Talent Management, mengenai : pemimpin masa depan, promosi, mutasi dan rencana suksesi untuk pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Hal ini mendorong perusahaan untuk dapat memikirkan masa depan kumpulan karyawan bertalenta dengan memperoleh wawasan tentang potensi dan kinerja mereka; serta mempertimbangkan cara pengembangan, mempertahankan, mengelolanya, dll.
##!talent-box-33!##
3) Memungkinkan Keputusan Investasi Talenta
Model 9 (Nine) Box Talent akan membantu profesional HR dalam menentukan keputusan Investasi Talenta, dan fokus pada perencanaan suksesi dengan mengidentifikasi pemimpin masa depan untuk masa depan perusahaan. Perusahaan dapat mengalokasikan dana kepada talenta yang memberikan ROI tertinggi dan mempertahankan serta memberikan reward tertentu kepada karyawan yang masuk dalam kategori penting.
##!talent-box-4!##
##!talent-box-41!##
1) Penilaian Kinerja (Performance)
Langkah pertama dalam menggunakan 9 Box Talent adalah melakukan penilaian kinerja karyawan, yang biasanya dilakukan dengan mengevaluasi Manajemen Kinerja; hal ini dikaitkan dengan pencapaian kinerja masing masing karyawan yang berasal dari deploy dari KPI Perusahaan.
Maka dengan demikian perusahaan harus memiliki dan mendoperasikan tool Manajemen Kinerja yang cukup handal dan obyektif agar diperoleh hasil penilaian kinerja yang akurat yang dapat digunakan dalam Talent Management. Manajemen Kinerja yang baik bahwa setiap individu karyawan memilki target kinerja yang selaras dengan tujuan perusahaan dan pencapaiannya dinilai dengan obyektif secara periodik.
Perusahaan memberikan oenilaian dan peringkat pada karyawan berdasarkan kinerja dan perilaku, dan kemudian peringkat tersebut diteruskan ke manajemen tingkat atas dan para pemimpin yang kemudian dapat mengidentifikasi dan memberi peringkat pada karyawan berdasarkan potensi kepemimpinan mereka. Karyawan dapat diberi peringkat kinerja rendah, sedang, atau tinggi tergantung pada seberapa baik mereka memenuhi persyaratan peran mereka. Di beberapa perusahaan diberlakukan penilaian dengan menggunakan abjad (misal A, B, C, D dan E); bahkan dilakukan motivasi melalui pemberian penghargaan sesuai peringkatnya.
##!talent-box-42!##
2) Pengukuran Potensi
Setelah menilai kinerja, perusahaan perlu melakukan pengukuran potensi karyawannya dan mengkategorikannya sesuai dengan peringkat; yaitu potensi rendah, sedang, dan tinggi. Namun, hal ini tidak semudah melakukan penilaian kinerja dengan melalui KPI yang ditetapkan perusahaan.
Perusahaan membutuhkan hasil penilaian atas potensi melalui data tinjauan kinerja dan wawasan pimpinan untuk menentukan apakah setiap karyawan bekerja pada potensi penuh mereka atau apakah potensi tersebut dapat dikembangkan melalui pelatihan, sehingga membuat mereka memenuhi syarat untuk dipromosikan.
Potensi karyawan dalam hal ini dapat diwakili oleh kompetensi (soft-skill) yang terkait dengan pekerjaan yang dimiliki karyawan; serta dapat dievaluasi secara multi rater atau melalui proses Asesmen Center. Assessment Center adalah suatu proses sistematik untuk menilai kompetensi dengan menggunakan beragam metode dan teknik evaluasi, serta dilaksanakan oleh beberapa assessor dan diterapkan kepada lebih dari 1 (satu) orang karyawan yang akan diukur kompetensinya.
##!talent-box-43!##
3) Membuat Ploting (Pemetaan) pada 9 Box
Apabila parameter (ukuran) potensi dan kinerja masingmasing karyawan sudah diketahui; dan dilakukan kategorisasi sesuai 9 Box McKinsey (rendah, sedang, tinggi), maka langkah berikutnya adalah melakukan plotting pada kotak 9 Box tersebut.
Referensi
Baca Juga :