Logo Insan-Q
  • Pencarian
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Insan-Q
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Profil Psikolog
    • Kode Etik Psikologi Indonesia
    • Download Company Profile
    • Buku Tamu Kehadiran
    • TOS & Privacy Policy
    • Sitemap
  • Layanan
    • Konseling
    • Konseling Online
    • Asesmen Psikologi
    • Psikotest Online
    • Employee Assistance Program
    • Psikoterapi
    • Seminar & Training
    • Online Seminar & Training
    • Paket Layanan
    • Sarana & Fasilitas
  • Media
    • Berita
    • Artikel
    • Channel Video
    • Galeri Foto
    • Buku & Cetakan
    • Pelanggan & Mitra
  • Kontak
  • Registrasi

18 Oktober 2020

Obssesive-Compulsive Disorder OCD, Gejala dan Mengatasinya

Obssesive-Compulsive Disorder OCD, Gejala dan Mengatasinya

Daftar Isi

  1. Pengertian
  2. Tanda dan gejala
  3. Obesi
  4. Kompulsi
  5. Faktor Resiko
  6. Perawatan dan Terapi

Gangguan Obsesif-Kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder; atau OCD) adalah gangguan umum, kronis, dan jangka panjang di mana seseorang memiliki pikiran yang berulang dan tidak terkendali (obsesi) dan / atau berperilaku (kompulsi) sehingga dia merasakan dorongan untuk mengulanginya terus menerus.

##!id1!##

(1) Pengertian

Obsessive-compulsive disorder (OCD) berupa gangguan di mana orang memiliki pikiran, ide, atau sensasi (obsesi) yang berulang dan tidak diinginkan yang membuat mereka merasa terdorong untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang (kompulsi). Perilaku berulang, seperti mencuci tangan, memeriksa barang atau membersihkan, dapat secara signifikan mengganggu aktivitas sehari-hari dan interaksi sosial seseorang.

Banyak orang dengan OCD tahu atau curiga bahwa obsesinya tidak benar; orang lain mungkin berpikir bahwa mereka mungkin benar (dikenal sebagai wawasan yang buruk). Meskipun mereka tahu bahwa obsesi mereka tidak benar, orang-orang dengan OCD mengalami kesulitan untuk mengalihkan fokus mereka dari obsesi atau menghentikan tindakan kompulsif. Diagnosis OCD membutuhkan adanya obsesi dan / atau kompulsi yang memakan waktu (lebih dari satu jam sehari), menyebabkan stres berat, dan mengganggu pekerjaan, sosial atau fungsi penting lainnya.

##!id2!##

(2) Tanda dan Gejala

Gejala OCD yang paling sering terjadi adalah :

  • Washer (Mencuci)
  • Checker (Memeriksa)
  • Symetry and Orderliness (Membereskan)
  • Hoarding (Menimbun)

Orang dengan OCD mungkin memiliki gejala obsesi, kompulsi, atau keduanya. Gejala tersebut dapat mengganggu semua aspek kehidupan, seperti pekerjaan, sekolah, dan hubungan pribadi.

Gejala OCD berupa gangguan pikiran yang menimbulkan rasa cemas atau takut yang berlangsung terus menerus, dan muncul perilaku yang dilakukan berulang kali untuk menghilangkan rasa cemas dan takut tersebut. Penderita OCD yang takut terkena kuman penyakit, akan mencuci tangan secara berlebihan atau terlalu sering membersihkan diri.

##!id3!##

(3) Obsesi

Obsesi adalah pikiran, impuls, atau gambaran berulang dan terus-menerus yang menyebabkan emosi tertekan seperti kecemasan atau rasa jijik. Banyak orang dengan OCD menyadari bahwa pikiran, impuls, atau gambaran adalah produk dari pikiran mereka dan berlebihan atau tidak masuk akal.

Namun umumnya pikiran yang mengganggu ini tidak dapat diselesaikan dengan logika atau penalaran. Kebanyakan orang dengan OCD mencoba mengabaikan atau menekan obsesi tersebut atau mengimbanginya dengan pikiran atau tindakan lain.

Obsesi tipikal termasuk kekhawatiran berlebihan tentang kontaminasi atau bahaya, kebutuhan akan kesimetrian atau ketepatan, atau pemikiran seksual atau agama yang dilarang. Obsesi adalah pikiran, dorongan, atau gambaran mental berulang yang menyebabkan kecemasan.

Gejala umum termasuk:

  • Takut pada kuman atau kontaminasi
  • Pikiran terlarang atau tabu yang tidak diinginkan yang melibatkan seks, agama, atau bahaya
  • Pikiran agresif terhadap orang lain atau diri sendiri
  • Memiliki segala sesuatunya simetris atau dalam urutan yang sempurna

##!id4!##

(4) Kompulsi

Kompulsi adalah perilaku berulang atau tindakan mental yang membuat seseorang merasa terdorong untuk melakukannya sebagai respons terhadap obsesi. Perilaku tersebut bertujuan untuk mencegah atau mengurangi tekanan atau situasi yang ditakuti. Dalam kasus yang paling parah, pengulangan ritual yang konstan dapat mengisi hari, membuat rutinitas normal menjadi tidak mungkin.

Yang memperparah penderitaan akibat ritual ini adalah pengetahuan bahwa kompulsi itu tidak rasional. Meskipun keterpaksaan dapat meredakan kekhawatiran, obsesi kembali dan siklus berulang terus menerus. Kompulsi adalah perilaku berulang yang dirasakan oleh penderita OCD sebagai respons terhadap pikiran obsesif.

Kompulsi umum meliputi:

  • Pembersihan dan / atau cuci tangan yang berlebihan
  • Mengurutkan dan mengatur hal-hal dengan cara tertentu dan tepat
  • Berulang kali memeriksa hal-hal, seperti memeriksa berulang kali untuk melihat apakah pintu terkunci atau oven mati

Tidak semua ritual atau kebiasaan adalah kompulsi. Setiap orang terkadang mengecek ulang. Tetapi orang dengan OCD umumnya, tidak dapat mengontrol pikiran atau perilakunya, bahkan ketika pikiran atau perilaku tersebut dianggap berlebihan. Tidak mendapatkan kesenangan saat melakukan perilaku atau ritual, tetapi mungkin merasakan kelegaan singkat dari kecemasan yang ditimbulkan oleh pikiran

Mengalami masalah yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari mereka karena pikiran atau perilaku tersebut. Beberapa orang dengan OCD juga memiliki gangguan gerakan motorik; adalah gerakan tiba-tiba, singkat, dan berulang, seperti mata berkedip dan gerakan mata lainnya, wajah meringis, mengangkat bahu, dan menyentak kepala atau bahu. Tics vokal yang umum termasuk suara kliring tenggorokan berulang, mengendus, atau mendengus.

##!id5!##

Faktor risiko

OCD adalah kelainan umum yang menyerang orang dewasa, remaja, dan anak-anak di seluruh dunia. Kebanyakan orang didiagnosis pada sekitar usia 19, biasanya dengan usia lebih awal pada anak laki-laki dibandingkan pada perempuan, tetapi setelah usia 35 bisa terjadi.

Penyebab OCD tidak diketahui, tetapi faktor risikonya meliputi:

  • Genetika

Studi kembar dan keluarga menunjukkan bahwa orang dengan kerabat tingkat pertama (seperti orang tua, saudara kandung, atau anak) yang menderita OCD berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan OCD sendiri. Risikonya lebih tinggi jika kerabat tingkat pertama mengembangkan OCD saat masih anak-anak atau remaja.

  • Struktur dan Fungsi Otak

Berdasarkan studi pencitraan pada otak menunjukkan perbedaan di korteks frontal dan struktur subkortikal otak pada pasien dengan OCD. Nampaknya ada hubungan antara gejala OCD dan kelainan di area otak tertentu, tetapi hubungan itu belum jelas. Memahami penyebabnya dapat membantu menentukan perawatan untuk mengobati OCD.

  • Lingkungan Hidup

Hubungan antara trauma masa kecil dan gejala obsesif-kompulsif telah dilaporkan dalam beberapa penelitian. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami hubungan ini dengan lebih baik.

##!id6!##

(6) Perawatan dan Terapi

OCD biasanya diobati dengan obat-obatan, psikoterapi, atau kombinasi keduanya. Meskipun sebagian besar pasien OCD merespons pengobatan, beberapa pasien terus mengalami gejala.

Kadang-kadang penderita OCD juga mengalami gangguan mental lain, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan body dysmorphic, yaitu kelainan yang dengan keliru mempercayai adanya bagian tubuh yang tidak normal. .

Bicarakan dengan anggota keluarga atau teman terdekat perihal gejala yang muncul dan dirasakan, dukungan dan pengertian dari orang orang terdekat sangat penting dan mungkin akan menghilangkan gejala tersebut.

Perawatan untuk OCD dapat meliputi:

  • Perawatan psikologis seperti terapi perilaku kognitif
  • teknik manajemen kecemasan
  • kelompok pendukung dan pendidikan
  • obat-obatan.

Perawatan psikologis seperti terapi perilaku kognitif dapat memperbaiki gejala, dan perbaikan, hal ini sering kali dipertahankan dalam jangka panjang.

Referensi :

  1. The National Institute of Mental Health (NIMH) (January 2016). "What is Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)?". U.S. National Institutes of Health (NIH). Archived from the original on 23 July 2016. Retrieved 24 July 2016.
  2. American Psychiatric association; What Is Obsessive-Compulsive Disorder?, Tristan Gorrindo, M.D. Ranna Parekh, M.D., M.P.H.


Baca Juga :

  1. Komponen dan Tips yang Perlu Diperhatikan dalam Public Speaking
  2. Tips Orang Tua Hebat, melindungi Anak dari Ancaman Bahaya

Artikel Lain

Mengenal tentang Strategi Coping dalam Mengatasi Stress

24 Mei 2022

Mengenal tentang Strategi Coping dalam Mengatasi Stress
Psikoterapi, Pengertian dan Perbedaannya dg Konseling

10 Mei 2022

Psikoterapi, Pengertian dan Perbedaannya dg Konseling
Mengenal tentang Psychological First Aid (PFA)

09 Mei 2022

Mengenal tentang Psychological First Aid (PFA)
Logo Insan-Q

Insan-Q
Ruko Bonakarta Blok A No 30, Cilegon, Banten 42414

+62 254 386720
+62 821-2448-8437
+62 878-7135-3987

© 2020 Insan-Q