08 Mei 2023
Daftar Isi :
##!temperamen-anak-1!##
Temperamen anak mengacu pada cara unik di mana seorang anak beradaptasi dan bereaksi terhadap lingkungan sosial dan pengalaman baru yang ada. Temperamen anak dapat ditentukan oleh sejauh mana mereka reaktif, mudah bergaul, dan mengatur diri sendiri. Karakteristik ini diekspresikan tidak hanya dalam emosi mereka tetapi juga dalam perilaku mereka.
Temperamen didefinisikan sebagai komponen kepribadian kita, seperti terbuka atau pemalu, yang kita miliki sejak lahir. Anak-anak dilahirkan dengan cara masing-masing dalam bereaksi atau menangani dunia di sekitar mereka yang merupakan bawaan, bukan dipelajari atau sesuatu yang mereka pilih.
Temperamen adalah bagian dari kepribadian seseorang yang sudah dimiliki sejak lahir, seperti ramah, pemalu, atau berani. Memahami temperamen anak sangat penting untuk membantu Si Kecil untuk mengelola emosi dan tingkah lakunya.
##!temperamen-anak-2!##
Penting bagi orangtua untuk mengenal dan memahami temparmen anaknya; agar dapat memandu untuk mengarahkan dan membimbing perihal sikap dan perilakunya dalam menghadapi sesuatu. Orangtua tidak dapat mengubah temperamen anak, namun orangtua dapat memupuk perkembangan anak dengan menyesuaikan pola asuh yang disesuaikan dengan temperamen anak.
Orangtua dapat membantu anak dalam mengembangkan bagian positif dari temperamennya. Selanjutnya orangua akan dapat memahami situasi yang mungkin sulit bagi anak karena kendala atas temperamen mereka, dan membantu mereka belajar bagaimana menangani situasi seperti itu.
Berikut adalah contoh atau gambaran dalam menyesuaikan pola asuh terhadap temperamen anak :
1) Anak Reaktif
Jika anak adalah seorang yang sangat reaktif, anak terlihat akan sangat senang ketika sesuatu yang baik terjadi. Tetapi anak juga mungkin akan menjadi keras dan dramatis ketika mereka tidak senang tentang sesuatu, seperti tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Orangtua mungkin perlu membantu anak agar dapat belajar bagaimana merespons sesuatu dengan lebih tenang – misalnya, dengan santai dan menggunakan kata-kata yang baik untuk perasaan marah; dll.
2) Anak Kurang Reaktif
Anak yang kurang reaktif biasanya mudah bergaul, tetapi mungkin kurang asertif. Orangtua perlu membantu anak agar dapat belajar bagaimana membela dirinya sendiri dengan cara cara yang baik. Anak-anak yang kurang reaktif mungkin juga kurang aktif secara fisik. Anak yang kurang aktif akan lebih bahagia dengan banyak kesempatan untuk menggunakan keterampilan motorik halusnya, seperti mengerjakan kerajinan tangan atau menggambar. Orangtua mungkin perlu mendorong aktivitas fisik yang lebih baik pada anak seperti ini.
Baca Juga : 6 Emosi Dasar Manusia, Pengertian, Ciri dan Fungsi
##!temperamen-anak-3!##
Berikut sembilan ciri temperamen anak yang khas yang diidentifikasi oleh dokter Alexander Thomas, Stella Chess, dan Herbert G. Birch.
##!temperamen-anak-31!##
1) Tingkat Aktivitas
Tingkat aktifitas menunjukkan bahwa seberapa aktif anak secara umum dalam kesehariannya. Apakah selalu bergoyang, anak sulit duduk diam, anak selalu bergerak; dll. Atau, apakah anak lebih suka aktivitas tenang yang tidak banyak bergerak. Anak-anak yang sangat aktif dapat menyalurkan energi ekstra tersebut untuk sukses dalam bidang olahraga; dapat bekerja dengan baik dalam karir yang membutuhkan energi tinggi dan mungkin dapat memenuhi banyak tanggung jawab yang lebih banyak.
##!temperamen-anak-32!##
2) Distraktibilitas
Distraktibilitas adalah ketidakmampuan individu untuk memusatkan dan mempertahankan perhatian atau konsentrasi. Konsentrasinya sangat mudah teralihkan oleh berbagai stimulus yang terjadi disekitarnya. Hal ini sangat umum ditemui pada gangguan kecemasan akut. Sifat ini adalah tingkat mudahnya rangsangan eksternal mengganggu perilaku yang sedang berlangsung. Apakah anak mudah terganggu oleh suara atau pemandangan saat sedang minum atau makan. Anak-anak yang mudah terdistraksi tidak bisa berkonsentrasi ketika ada sedikit saja ada interupsi. Distraktibilitas yang tinggi dianggap positif jika mudah mengalihkan anak dari perilaku yang tidak diinginkan, tetapi dianggap negatif jika mencegah anak menyelesaikan tugas sekolah.
##!temperamen-anak-33!##
3) Intensitas
Tingkat energi respon anak apakah positif atau negatif. Sebagian anak merespon sesuatu dengan intensitas yang cenderung kuat dan sebagian yang lain dengan intensitas yang cenderung lemah. Anak-anak yang sangat intens menggunakan sepenuh perasaannya dalam bereaksi dan ini mungkin bisa membuat orang tua kelelahan. Di sisi lain, anak yang tidak intens reaksinya mungkin lebih mudah dihadapi, tetapi orang-orang harus lebih peka terhadap tanda-tanda permasalahan yang dihadapinya yang mungkin tidak tampak jelas.
##!temperamen-anak-34!##
4) Keteraturan
Sifat ini mengacu pada prediktabilitas (kemampuan prediksi) fungsi biologis seperti nafsu makan dan tidur. Apakah anak merasa lapar atau lelah pada waktu yang dapat diprediksi. Atau, apakah anak tidak dapat diprediksi dalam hal lapar dan lelah. Anak-anak yang kurang teratur mungkin kesulitan mengikuti rutinitas sekolah, tetapi lebih toleran ketika hal-hal tidak terjadi sebagaimana biasanya.
##!temperamen-anak-35!##
5) Sensitifitas
Sensitifitas adalah terkait dengan seberapa sensitif anak terhadap rangsangan fisik. Dapat diartikan adalah jumlah stimulasi (suara, rasa, sentuhan, perubahan suhu) yang dibutuhkan untuk menghasilkan respons pada anak. Apakah anak bereaksi positif atau negatif terhadap suara tertentu. Anak-anak yang sangat sensitif mungkin mudah terganggu oleh lingkungannya (spt. oleh kebisingan, bangku yang terlalu keras, kaos yang terasa gatal, dsb.), tetapi anak yang sensitif seringkali memiliki kesadaraan terhadap pikiran dan perasaan yang lain. Anak-anak yang kurang sensitif lebih toleran terhadap sensasi lingkungan, tetapi mungkin lambat dalam merespon sinyal peringatan (spt. bel sekolah dan detektor asap). Individu yang sangat sensitif lebih cenderung artistik dan kreatif.
##!temperamen-anak-36!##
6) Keterbukaan
Keterbukaan adalah reaksi awal anak ketika menghadapi situasi baru. Ada anak yang terbuka ketika menghadapi pengalaman baru, tetapi anak seperti ini mungkin bereaksi terlalu cepat atau secara impulsif. Di sisi lain, anak yang lebih hati-hati tidak berani langsung mencoba sesuatu yang baru, mereka cenderung lebih aman, tetapi mungkin akan tertinggal dalam hal pengalaman-pengalaman baru.
##!temperamen-anak-37!##
7) Kemampuan Beradaptasi
Kemampuan beradaptasi menunjukkan seberapa lama anak dalam menerima perubahan-perubahan dalam rencana atau rutinitas. Di sekolah, anak-anak yang adaptif lebih sedikit memiliki kesulitan, tetapi bisa jadi membuat mereka mengadopsi nilai-nilai atau perilaku yang kurang baik dari teman-teman sebayanya. Di sisi lain, anak-anak yang lebih kaku lebih sulit untuk mendapatkan pengaruh buruk, tetapi situasi-situasi baru dapat membuatnya kesulitan (padahal, terjadinya perubahan itu sering di sekolah).
##!temperamen-anak-38!##
8) Kegigihan
Anak-anak yang gigih besar kemungkinannya untuk memiliki kesuksesan akademik. Akan tetapi, mereka mungkin seorang perfeksionis (spt. ragu untuk mengumpulkan tugas karena dirasa belum cukup baik baginya). Anak-anak dengan kegigihan yang rendah dapat memiliki permasalahan-permasalahan di sekolah karena mereka cenderung tidak suka jika terganggu atau ketika tugasnya menjadi sulit.
##!temperamen-anak-39!##
9) Suasana Hati
Anak-anak (terkait suasanya hatinya) ada yang cenderung positif dan ada juga yang cenderung negatif. Anak-anak yang cenderung negatif mungkin akan lebih sulit untuk diterima oleh keluarga, guru-guru, dan teman-temannya dan mungkin akan membuat para pengasuh kesulitan membedakan ketika sebenarnya ada masalah dengan suasana hati tipikal anak (yang cenderung negatif). Di sisi lain, anak-anak yang tampak selalu dalam suasana hati yang baik mudah diterima yang lain, tetapi mungkin tidak menghadapi semua pengalaman hidupnya secara jujur.
Referensi :
Baca Juga :