Logo Insan-Q
  • Pencarian
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Insan-Q
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Profil Psikolog
    • Kode Etik Psikologi Indonesia
    • Download Company Profile
    • Buku Tamu Kehadiran
    • TOS & Privacy Policy
    • Sitemap
  • Layanan
    • Konseling
    • Konseling Online
    • Asesmen Psikologi
    • Psikotest Online
    • Employee Assistance Program
    • Psikoterapi
    • Seminar & Training
    • Online Seminar & Training
    • Paket Layanan
    • Sarana & Fasilitas
  • Media
    • Berita
    • Artikel
    • Channel Video
    • Galeri Foto
    • Buku & Cetakan
    • Pelanggan & Mitra
  • Kontak
  • Registrasi

24 November 2020

Social Anxiety Disorder, Gangguan Kecemasan Sosial atau Fobia Sosial

Social Anxiety Disorder, Gangguan Kecemasan Sosial atau Fobia Sosial

Social Anxiety Disorder, Gangguan Kecemasan Sosial atau Fobia Sosial didefinisikan sebagai ketakutan yang terus-menerus dan luar biasa terhadap situasi sosial, Fobia Sosial atau Anxiety Disorder ini merupakan salah satu jenis fobia yang ditandai dengan rasa cemas atau takut berlebihan saat berinteraksi dengan orang orang disekitar. Jika tidak ditangani, fobia sosial bisa berdampak pada terganggunya aktifitas sehari hari dan kualitas hidup penderitanya.

Manusia adalah makhluk sosial. Berinteraksi dengan orang lain menjadi salah satu hal yang paling mendasar untuk dilakukan oleh setiap manusia. Namun, pada sebagian orang, rasa takut dan cemas berlebihan dapat dialami saat seseorang harus berinteraksi atau berada di tengah keramaian. Kondisi inilah yang disebut fobia sosial. Pada dasarnya, rasa cemas adalah suatu emosi yang wajar dirasakan oleh manusia.

Biasanya, kita merasa cemas saat dihadapkan dengan sesuatu yang mendebarkan, seperti wawancara kerja, ujian, ataupun saat harus mengambil keputusan penting. Rasa cemas yang wajar biasanya akan hilang ketika faktor pemicu kecemasannya hilang atau sudah dilewati. Jika rasa cemas datang secara terus menerus, dan sulit dikendalikan, bisa jadi itu adalah Social Anxiety Disorder. Namun, hal ini tidak bisa kita diagnosis secara mandiri. Justru, jika melakukan diagnosisnya secara mandiri, bahkan bisa timbul masalah baru yang mengancam kesehatan mental.

Gejala

1) Gejala Fisik

  • Mual
  • Sesak Napas
  • Sakit Perut
  • Sakit Kepala

2) Gejala Perilaku

  • Menghindari Resiko
  • Menolak Dibeikan Kepercayaan
  • Bertindak Berdasarkan Rasa Takut

3) Gejala Kognitif

  • Serangan Panik
  • Sulit Konsentrasi
  • Kecemasan Berlebih
  • Meningkatnya Rasa Minder

Kriteria Fobia Sosial

  • Kecemasan berlebihan yang tidak sesuai situasi.
  • Kecemasan atau perasaan sulit yang mengganggu kehidupan sehari hari.
  • Ketakutan atau kecemasan yang tidak dapat dijelaskan dengan baik melalui kondisi medis, pengobatan atau penylahgunaan obat.
  • Menghindari situasi sosial yang menghasilkan kecemasan atau bertahan dengan ketakutan atau kecemasan yang intens.
  • Ketakutan, ketegangan, atau kegelisahan yang terus menerus menghampiri mengenai situasi spsial tertentu karena memilki keyakinan bahwa akan dihakimi, dipermalukan atau dihina oleh sekitar.

Dampak Bagi Kesehatan

Sudah menjadi pengetahuan umum selama beberapa dekade bahwa kondisi mental kita memengaruhi bagian dalam kita: kecemasan dapat menyebabkan mual atau diare; depresi bisa membuat kita kehilangan (atau mendapatkan) nafsu makan.

Sekarang, bagaimanapun, menjadi semakin jelas bahwa jalur dari otak ke pikiran adalah jalan dua arah. Tidak hanya perasaan kita yang memengaruhi saluran pencernaan kita, tetapi triliunan bakteri di saluran pencernaan kita dapat menentukan perasaan kita.

Pada saat seseorang merasa cemas dan stres, otak membanjiri sistem saraf dengan hormon dan bahan kimia yang dirancang untuk membantu kamu merespons ancaman, adrenalin, dan kortisol. Pelepasan hormon stres yang terlalu tinggi dan bersifat terus menerus dapat mebahayakan bagi kesehatan fisik jangka panjang.

Faktor Penyebab :

1) Faktor Genetik

Jika ada orangtua atau kerabat sedarah yang mengalami fobia sosial, risiko seseorang mengalami fobia sosial juga semakin meningkat.

2) Faktor Lingkungan

Seseorang yang berada dalam keluarga terlalu protektif atau mengalami kekerasan bisa memicu fobia sosial. Pengalaman buruk seperti perundungan atau pelebehan sosial dapat memicunya.

3) Penumpukkan Stress

Kejadian berat yang terjadi terus menerus, seperi stress dalam pekerjaan atau akademik dapat memicu fobia sosial.

4) Struktur Otak

Studi tentang aliran darah di otak yang diterbitkan pada tahun 2001; menemukan bahwa orang dengan fobia sosial mengalamii peningkatan aliran darah di daerah amigdala. bagian dari sistem limbik yang terkait dengan rasa takut.

5) Penggunaan obat obatan.

Konsumsi narkoba dan alkohol dapat meningkatkan risiko seseorang terkena fobia sosial juga dapat memperparah gejala penderitanya.

Cara Menghindari dan Mengatasi

1) Cari Bantuan Sedini Mungkin

Jika memungkinkan, carilah bantuan dari ahli, psikolog atau psikiater. Mereka dapat membantu mencegah keadaan bertambah buruk. Jika mencari bantuan profesional tidak memungkinkan, maka bisa dilakukan dengan mengajak bicara teman yang dianggap dapat dipercaya dan mau mendengarkan.

2) Aktif Produktif

Carilah kegiatan yang dapat membuat produktif secara berkala agar dapat terhindar dari pikiran negatif. Berpartisipasi dan terlibat aktif dalam sebuah kelompok kecil juga dapat meningkatkan kesehatan mental.

3), Tingkatkan Pola Hidup Sehat

Ubah pola hidup menjadi lebih baik dengan menghindari konsumsi alkohol dan obat obatan, olahraga secara teratur, serta menjaga pola makan yang sehat. Diagnosa terhadap diri sendiri tidak disarankan, apalagi hanya dengan membaca dari sumber yang tidak terpercaya sampai asal menyimpulkan.

Gangguan Kecemasan Sosial atau Fobia Sosial merupakan salah satu jenis kelainan yang banyak terjadi di masyarakat, namun jarang terdiagnosis sehingga hampir tidak pernah diberikan terapi. Salah satu terapi yang terbukti efektif mengatasi gangguan kecemasan sosial adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT).


Baca Juga :

  1. Alasan Suka Menunda Pekerjaan dan Cara Mengatasinya
  2. Teori Kecerdasan Majemuk - Multiple Intellegences

Artikel Lain

Mengenal tentang Strategi Coping dalam Mengatasi Stress

24 Mei 2022

Mengenal tentang Strategi Coping dalam Mengatasi Stress
Psikoterapi, Pengertian dan Perbedaannya dg Konseling

10 Mei 2022

Psikoterapi, Pengertian dan Perbedaannya dg Konseling
Mengenal tentang Psychological First Aid (PFA)

09 Mei 2022

Mengenal tentang Psychological First Aid (PFA)
Logo Insan-Q

Insan-Q
Ruko Bonakarta Blok A No 30, Cilegon, Banten 42414

+62 254 386720
+62 821-2448-8437
+62 878-7135-3987

© 2020 Insan-Q