14 September 2022
Daftar Isi :
##!gangguan-adhd-anak-1!##
ADHD merupakan singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktifitas. ADHD adalah salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak. ADHD dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH) merupakan gangguan psikiatrik yang ditandai adanya pola yang persisten dari ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian dan atau adanya hiperaktivitas-impulsivitas.
Dan biasanya pertama kali didiagnosis pada masa kanak-kanak, dan kemudian sering berlanjut hingga mencapai usia dewasa (ADHD orang dewasa). Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsif (bertindak tanpa memikirkan apa akibatnya baik untuk diri sendiri maupun orang lain), atau terlalu aktif/hiperaktif.
Gejala ADHD meliputi inatensi (tidak mampu menjaga fokus atau perhatian), hiperaktif (gerakan fisik berlebihan yang tidak sesuai dengan kewajaran) dan impulsif (tindakan tergesa-gesa yang terjadi sesaat tanpa berpikir). ADHD dianggap sebagai gangguan kronis dan mengganggu dan diketahui berdampak pada individu dalam banyak aspek kehidupan mereka termasuk prestasi akademik dan profesional, hubungan interpersonal, dan fungsi sehari-hari (Harpin, 2005).
##!gangguan-adhd-anak-2!##
Jika anak-anak mengalami kesulitan fokus dan berperilaku hiperaktif dianggap wajar; jika hanya sesekali saja dan tidak berkelanjutan. Namun, anak-anak dengan ADHD, gejalanya berlanjut, bisa parah, dan dapat menyebabkan kesulitan dan menjadi hambatan dalam aktifitas sehari hari.
Beberapa anak mungkin mengalami kesulitan duduk diam, menunggu giliran, memperhatikan, gelisah, dan bertindak impulsif. Namun, anak-anak yang memenuhi kriteria diagnostik untuk ADHD, berbeda dalam hal gejala hiperaktif, impulsif, organisasi, dan/atau kurangnya perhatian yang terasa lebih besar dari yang diharapkan untuk usia atau tingkat perkembangan mereka.
Gejala-gejala ini menyebabkan penderitaan yang signifikan dan menyebabkan masalah di rumah, di sekolah atau tempat kerja, dan dalam hubungan dengan orang lain. Gejala yang dimaksud bukan perilaku dari seorang individu yang menentang atau tidak mampu memahami tugas atau instruksi.
Seorang anak dengan ADHD mungkin, memiliki gejala sbb :
Dikutif dari Buku Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak (Marlina, S. Pd. M. Si., 2008), bahwa berdasarkan Diagnostic and Statistical Mnnual of Mental Disorders (DSM IV) (Westwood, 1995), gejala GPPH terdiri atas tiga geiala utama,
yaitu :
##!gangguan-adhd-anak-21!##
1) Inatensivitas
Yakni tidak ada perhatian atau tidak menyimak. Penderita mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian terhadap sesuatu yang sedang dihadapinya. Ciri-cirinya adalah :
##!gangguan-adhd-anak-22!##
2) Impulsivitas
Yaitu kemampuan untuk mengontrol perilaku yang lebih mengutamakan untuk rnenuruti dorongan hati (tidak sabaran)'
Imprilsif tersebut berupa impulsif motorik dan impulsif verbal atau kognitif, dengan ciri-ciri berikut.
##!gangguan-adhd-anak-23!##
3) Hiperaktivitas
Tidak bisa diam, yaitu perilaku yang mempunyai kecenderungan melakukan suatu aktivitis berlebihan, baik motorik maupun verbal
dengan ciri-ciri, antara lain :
Baca Juga : Illness Anxiety Disorder IAD - Gangguan Kecemasan terhadap Penyakit
##!gangguan-adhd-anak-3!##
Ada tiga jenis utama ADHD:
##!gangguan-adhd-anak-31!##
1) Predominantly Inattentive Presentation:
Sulit bagi individu untuk mengatur atau menyelesaikan tugas, memperhatikan detail, atau mengikuti instruksi atau percakapan. Orang tersebut mudah terganggu atau lupa detail rutinitas sehari-hari.
##!gangguan-adhd-anak-32!##
2) Predominantly hyperactive/impulsive Presentation:
Orang tersebut gelisah dan banyak bicara. Sulit untuk duduk diam dalam waktu lama (misalnya, untuk makan atau saat mengerjakan pekerjaan rumah). Anak-anak yang lebih kecil dapat berlari, melompat, atau memanjat terus-menerus. Individu merasa gelisah dan memiliki masalah dengan impulsif. Seseorang yang impulsif mungkin sering mengganggu orang lain, mengambil barang dari orang lain, atau berbicara pada waktu yang tidak tepat. Sulit bagi orang tersebut untuk menunggu giliran atau mendengarkan arahan. Seseorang dengan impulsif mungkin memiliki lebih banyak kecelakaan dan cedera daripada yang lain.
##!gangguan-adhd-anak-33!##
3) Combined Presentation:
Gejala dari dua jenis tersebut di atas dan sama-sama dialamai anak yang sama.
##!gangguan-adhd-anak-4!##
Para ilmuwan sedang mempelajari penyebab dan faktor risiko dalam upaya menemukan cara yang lebih baik untuk mengelola dan mengurangi kemungkinan seseorang menderita ADHD. Sementara ada bukti yang berkembang bahwa genetika berkontribusi terhadap ADHD dan beberapa gen telah dikaitkan dengan gangguan tersebut, tidak ada gen atau kombinasi gen tertentu yang telah diidentifikasi sebagai penyebab gangguan tersebut. Namun, penting untuk dicatat bahwa kerabat individu dengan ADHD sering juga terpengaruh.
Ada bukti perbedaan anatomi otak anak-anak dengan ADHD dibandingkan dengan anak-anak lain tanpa kondisi tersebut. Misalnya, anak-anak dengan ADHD telah mengurangi volume materi otak abu-abu dan putih dan menunjukkan aktivasi wilayah otak yang berbeda selama tugas-tugas tertentu (Pliszka, 2007). Penelitian lebih lanjut telah menunjukkan bahwa lobus frontal, nukleus berekor, dan vermis serebelar otak terpengaruh pada ADHD (Tripp & Wickens, 2009). Beberapa faktor non-genetik juga telah dikaitkan dengan gangguan tersebut seperti berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, paparan racun (alkohol, merokok, timbal, dll.) selama kehamilan, dan stres ekstrem selama kehamilan.
Beberapa yang menjadi penyebab antara lain :
##!gangguan-adhd-anak-5!##
Penanganan dan perawatan ADHD biasanya mencakup kombinasi dari psiterapi dan intervensi obat. Pada usia prasekolah dan anak-anak, pendekatan pertama yang direkomendasikan adalah melalui Terapi Perilaku; terutama pelatihan untuk orangtua.
Semua anak penting untuk menjaga kesehata dan menjadi sangat penting bagi anak-anak ADHD. Selain terapi perilaku dan pengobatan, memiliki gaya hidup sehat dapat memudahkan anak anak untuk mengatasi gejala ADHD.
Beberapa perilaku sehat yang dapat membantu; antara lain :
##!gangguan-adhd-anak-6!##
Untuk mengetahui secara dini anak perihal adanya Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) atau ADHD pada anak umur 36 bulan ke atas dapat menggunak Alat Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated Conner Rating Scale. Cek disini : Deteksi Dini Tumbuh Kembang dan Penyimpangan Mental Emosional Anak Prasekolah.
Referensi :
Baca Juga :