21 Juli 2020
Apakah Anda termasuk salah satu orang yang menyukai merk android? Namun, setelah melihat teman-teman disekitar menggunakan iphone, Anda malah mengurungkan niat untuk membeli android dan akhirnya membeli iphone? Atau pernahkah Anda merasa kurang yakin dengan pendapat sendiri sehingga akhirnya mengikuti mayoritas pendapat orang lain agar tidak dianggap berbeda?
Kejadian tersebut dapat disebut sebagai perilaku conformity atau konformitas yang memiliki arti kecenderungan seseorang untuk mengubah persepsi, pendapat dan perilaku sesuai dengan norma yang berlaku dalam suatu kelompok.Â
Pada tahun 1951, Solomon Asch membuat suatu eksperimen. Ia menguji bagaimana tingkat keyakinan seseorang terhadap pendapatnya sendiri dapat mempengaruhi keyakinan pendapat dalam diri orang lain. Asch mengundang 7 orang peserta, dimana 6 orang peserta didalamnya telah diberikan instruksi untuk mengecoh satu peserta yang tidak diberi instruksi. Peserta tersebut diminta untuk duduk kursi paling ujung. Penguji kemudian menjelaskan kepada ketujuh peserta bahwa ia ingin mencari tahu kemampuan membedakan gambar mereka. Penguji menunjukkan 2 gambar, dimana gambar pertama adalah satu buah garis dan gambar kedua adalah tiga buah garis (A, B, C) yang panjangnya berbeda-beda. Lalu, penguji meminta masing-masing peserta menyebutkan garis mana (A, B atau C) di gambar kedua yang panjangnya sama dengan garis yang ada di gambar pertama.Â
Peserta ketujuh yang tidak diberikan instruksi mendapat giliran menjawab paling terakhir. Saat jawaban diberikan oleh keenam peserta yang telah diminta untuk mengecoh, mereka semua memberikan jawaban yang salah (garis C). Mendengar jawaban dari keenam peserta sebelumnya, peserta ketujuh mulai mempertanyakan jawabannya sendiri (garis A), meskipun itu jelas-jelas merupakan jawaban yang tepat.Â
Jadi, sebenarnya apa sih yang menyebabkan individu melakukan konformitas? Terdapat dua sumber yang mendorong seseorang menjadi konformis, yaitu kebutuhan untuk menjadi benar dan juga adanya perasaan takut apabila dikucilkan karena perbedaan kita. Berikut penjelasan mengenai kedua sumber tersebut:
Dari dua sumber perilaku konformitas di atas, muncul dua tipe konformitas yang berbeda, yaitu konformitas privat dan konformitas publik.
Nah, setelah mendapat penjelasan mengenai pengertian, sumber, dan tipe dari perilaku konformitas, apakah Anda lebih memahami perilaku konformis Anda sendiri? Apakah Anda sering melakukan private conformity yang bersumber dari a need to be right atau hanya sekadar public conformity yang bersumber dari a fear of ostracism?
Referensi :
Cialdini, R. B., & Goldstein, N. J. (2004). Social influence: Compliance and conformity. Annu. Rev. Psychol., 55, 591-621.
Kassin, L., Fein, S., & Markus, H R. (2013). Social Psychology. Canada: Jon-David Hague.
Baca Juga :