25 November 2022
##!leader-manage-stress-1!##
Stress adalah masalah umum dan berpotensi menghancurkan di tempat kerja. Kurangnya manajemen stres kerja yang memadai dan efektif dapat mengakibatkan berbagai dampak buruk bagi karyawan, termasuk depresi, gangguan hubungan dengan keluarga, teman, dan masyarakat, kesehatan yang buruk, dan produktivitas secara keseluruhan.
Karena stres adalah faktor penting dalam banyak masalah negatif di tempat kerja, maka penting bagi seorang Pimpinan untuk membantu karyawan dalam mengelola stres mereka dengan lebih baik di tempat kerja. Karyawan yang dapat mengatasi stress akibat kerja akan dapat meningkatkan kinerjanya dan mengembangkan dirinya.
Stres dapat menjadi hal yang baik dan juga buruk. Beberapa tingkat stres di tempat kerja hampir tidak dapat dihindari dan – faktanya dapat membantu mendorong kinerja. Namun tingkat stres tertentu yang berkepanjangan dapat merusak konsekuensi fisik dan mental jangka panjang bagi karyawan. Pemimpin dapat memainkan peran kunci dalam mengelola tingkat stres karyawan.
##!leader-manage-stress-2!##
Mengelola stres adalah bagian penting dari menjaga gaya hidup sehat; bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Dengan pendekatan yang tepat, maka efek stres tidak akan terlalu mengganggu dalam kehidupan sehari hari. Dan meskipun pimpinan tidak bisa dapat menyelesaikan semuanya sebagai wakil perusahaan, namun setidaknya bisa membantu meringankan.
Jika karyawan terlalu stres, maka mereka tidak akan terlalu terlibat dan fokus dalam pekerjaannya masing masing. Dan dengan banyaknya tugas dalam kondisi beban stress, maka karyawan tidak akan terlalu fokus pada tanggung jawab mereka. Stress dapat mempengaruhi motivasi karayaan dalam berprestasi di tempat kerja. Dan tanpa motivasi atau disiplin, maka karyawan tidak akan melakukan upaya yang maksimal dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya. Hal ini akan berdampak negatif pada produktivitas, karena pekerjaan tidak dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Dalam regulasi Permenaker No 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja dijelaskan bahwa Faktor Psikologi di Tempat Kerja merupakan salah satu faktor yang harus diukur dan dikendalikan di lingkungan kerja terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja. Faktor yang dimaksud adalah tingkat stress karyawan yang diakibatkan oleh faktor lingkungan kerja (Ketidakjelasan/ketaksaan peran; Konflik peran; Beban kerja berlebih secara kualitatif; Beban kerja berlebih secara kuantitatif; dll.). Sehingga pimpinan memiliki tanggung jawab untuk mengelolanya sesuai dengan regulasi.
Baca Juga : Tips Lebih Proaktif dan Inisiatif di Tempat Kerja
##!leader-manage-stress-3!##
##!leader-manage-stress-31!##
1) Menjadi Pimpinan yang Relatable
Menjadi relatable ("selalu nyambung") dan menanggapinya membantu mengelola stres di lingkungan kerja. Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menjadi relatable. Bersikap jujur tentang suatu perjuangan pekerjaan dalam lingkungan kerja dapat membantu anggota tim kerja lainnya melakukan hal yang sama. Pimpinan harus menjadi model perilaku hubungan interpersonal yang sehat dan membagikan kiat dalam mengelola kesehatan mental sambil memenuhi tujuan bisnis.
##!leader-manage-stress-32!##
2) Menyiapkan Tempat Olahraga
Olahraga bisa menjadi salah satu bentuk aktivitas untuk membantu mengelola stres. Olahraga dapat membantu menghasilkan endorfin dan bahan kimia otak seperti obat penghilang rasa sakit alami dan pengangkat suasana hati. Aktifitas fisik ini akan mengkatalisasi suasana hati yang baik, membantu menjadi rileks, dan menurunkan gejala kecemasan. Aktifitas ini juga dapat meningkatkan kualitas tidur dan membantu karyawan lebih fokus di tempat kerja.
##!leader-manage-stress-33!##
3) Menjadi Empati di Tempat Kerja
Jadilah manusia yang peduli terhadap sesamanya. Pada saat bekerja, pertimbangkan bahwa empati dan kasih sayang dapat membuat suasana tempat kerja berfungsi. Prioritaskan kesehatan mental. Lakukan pekerjaan saat bekerja dengan orang-orang yang memiliki dan melibatkan emosi positif dan anggap itu penting. Dan dorong karayawan untuk selalu memunculkan emosi positif.
##!leader-manage-stress-34!##
4) Membahas Stress dan Dampaknya
Pada dasarnya, jawaban atas stres akan ditemukan pada orang dan rutinitas sehari-hari mereka. Ketika telah mengidentifikasi sumber faktor stres, hal pertama yang harus dilakukan adalah membicarakannya, membahasnya dan mencari solusinya bersama sama. Bagikan pengetahuan yang dapat membantu karyawan mengurangi stress, jika sumber stress berasal dari rumah. Karyawam yang sehat dan dapat mengelola stress akan membantu dan melindungi sesama karyawan lainnya dan merasakan hasilnya bersama-sama.
##!leader-manage-stress-35!##
5) Membuat Alat Bantu
Buat alat bantu dan platform yang dapat meringankan tugas dan pekerjaan. Seorang pimpinan tidak dapat membantu banyak untuk mengatasi stres yang berasal dari rumah. Untuk mengelola stres di tempat kerja, maka diperlukan alat bantu untuk mengurangi beban tugas dan pekerjaan. Contoh : Aplikasi Online. dll.
##!leader-manage-stress-36!##
6) Mengindentikasi Tanda-tanda Stres Sejak Dini
Pimpinan yang berempati tinggi sering kali dapat mengenali stres dalam diri karyawannya sebelum hal itu menjadi sesuatu yang merugikan tim dan keefektifan kerja mereka. Maka sebaiknya bersikap proaktif dan temukan segera aktifitas pribadi yang dapat membantu mengelola stres. Seorang pimpinan yang memiliki empati akan peduli dengan timnya dan kesejahteraan mereka. Saat tim memiliki masalah, lingkungan sudah disipkan untuk segara menghubungi pimpinannya agar mendapatlkan solusi.
##!leader-manage-stress-37!##
7) Menyiapkan Program Kesehatan Mental
Ketika seorang Manager memiliki keterampilan hubungan interpersonal yang baik, maka kemudian akan dapat melatih timnya untuk memilikinya juga. Berbicara dengan anggota tim bahwa relasi dan hubungan interpersonal itu baik, dan kemudian mengharapkan mereka melakukan hal yang sama kepada orang lain. Adakan sesi ikatan antar anggota tim untuk membangun hubungan yang lebih baik; misalnya acara hiburan bersama.
##!leader-manage-stress-38!##
8) Mulailah Pertemuan dengan Membagikan Kabar Baik
Saat menjadi pimpinan dalam rapat maka jadikan suasana tersebut sebagai tempat berbagi kabar baik. Hal ini dapat membuat anggota tim menjadi nyaman dan mau berbagi ide dengan anggota tim mereka. Jangan samapai rapat menjadi sumber stres atau kecemasan bagi karyawan. Sampaikan rasa syukur atas hasil yang didapatkan di minggu sebelumnya; walaupun mungkin tidak sesuai harapan. Tetap bersyukur atas kemajuannya, dan kemudian fokus pada tujuan baru untuk minggu ini. Maka kemudian rapat akan menjadi tempat yang tenang dan mengungkapkan atau menemukan langkah-langkah tindakan yang menghasilkan kemajuan dimasa mendatang.
##!leader-manage-stress-39!##
9) Dorong Keseimbangan Kehidupan Kerja
Tunjukkan dan berikan contoh kepada karyawan tentanng pentingnya berbagi kemenangan dan kesenagan dengan teman dan keluarga. Tujuan hidup antara lain adalah berbagi dengan orang orang sekitar. Dorong karyawan untuk memisahkan waktu kerja dan waktu untuk keluarga; sehingga terhindar dari istilah Work Family Conflict. Memiliki batasan jelas antara pekerjaan dan keluarga atau waktu pribadi dapat meminimalkan stres. Berikan arahan kepada seluruha karyawan untuk menghargai waktu pribadi seseorang kecuali dalam keadaan benar benar darurat.
##!leader-manage-stress-310!##
10) Ajari Karyawan tentang Stres
Melatih dan mendidik karyawab tentang cara mengelolanya stress yang baik dapat menghasilkan karyawan yang lebih bersemangat dan berkembang. Jika ada stres berat yang dibiarkan maka dapat menyebabkan kekurangan energi, minimnya motivasi, dan sifat tidak bersahabat di tempat kerja. Setiap manusia dapat mengubah stres buruk menjadi stres baik. Jika nampak adanya suatu situasi yang tidak mendukung, maka jadikan kesempatan untuk dapat memanfaatkannya memberikan arahan dan bimbingan dalam menangani tantangan dengan optimisme dan langkah-langkah tindakan yang sistematis.
Referensi :
Baca Juga :