30 Juli 2024
Daftar Isi :
##!disleksia-1!##
Disleksia adalah gangguan belajar yang melibatkan kesulitan membaca karena masalah mengidentifikasi suara bicara dan belajar bagaimana mereka berhubungan dengan huruf dan kata (decoding). Disebut juga ketidakmampuan membaca, disleksia mempengaruhi area otak yang memproses bahasa.
Penderita disleksia memiliki kecerdasan yang normal dan biasanya memiliki penglihatan yang normal. Sebagian besar anak disleksia dapat berhasil di sekolah dengan bimbingan belajar atau program pendidikan khusus. Dukungan emosional juga memainkan peran penting.
Disleksia adalah suatu kondisi dimana individu menunjukkan kesulitan yang bermakna di area berbahasa termasuk mengeja, membaca, dan menulis. Disleksi juga diartikan sebagai salah satu karakteristik kesulitan belajar pada anak yang memiliki
masalah dalam bahasa tertulis, oral, ekspresif atau reseptif. Masalah yang muncul yaitu anak akan mengalami kesulitan dalam membaca, mengeja, menulis, berbicara, dan mendengar.
##!disleksia-2!##
Disleksia berbeda untuk setiap orang. Beberapa orang memiliki bentuk ringan yang akhirnya mereka pelajari cara mengelolanya. Yang lain memiliki sedikit lebih banyak kesulitan untuk mengatasinya. Bahkan jika anak-anak tidak dapat sepenuhnya mengatasi disleksia, mereka masih dapat melanjutkan ke perguruan tinggi dan berhasil dalam hidup.
Aspek perilaku anak disleksia biasanya menunjukkan kesulitan untuk berinteraksi sosial, anak ini cenderung janggal dalam pergaulan, tidak percaya diri untuk bergabung dengan kegiatan permainan dengan sebayanya. Hasil diagnosa berdasarkan pada penelitian pada Jenis Gangguan Tumbuh Kembang Anak di kota Cilegon, gangguan Wicara menduduki ranking paling tinggi, walaupun belum tentu Disleksia namun dapat menjadi perhatian untuk lebih mendalaminya.
##!disleksia-3!##
Pada anak usia dini, tanda tanda disleksia tentu saja bukan dilihat dari kemampuan membacanya karena anak pra sekolah kemampuan wicara yang sarat dengan artikulasi yang tidak tepat. Tanda-tanda bahwa seorang anak kecil mungkin berisiko mengalami disleksia meliputi; antara lain :
##!disleksia-4!##
Pada Anak Usia Sekolah, tanda dan gejala disleksia mungkin menjadi lebih jelas, termasuk antara lain :
Baca Juga : Tips untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak
##!disleksia-5!##
Orang dengan disleksia merasa sulit untuk mengenali suara berbeda yang membentuk kata-kata dan menghubungkannya dengan huruf. Disleksia tidak terkait dengan tingkat kecerdasan umum seseorang. Anak-anak dan orang dewasa dari semua kemampuan intelektual dapat dipengaruhi oleh disleksia. Penyebab pasti disleksia tidak diketahui, tetapi sering kali tampaknya diturunkan dalam anggota keluarga.
Gen dan keturunan : Disleksia sering diturunkan dalam keluarga. Sekitar 40 persen saudara kandung penderita disleksia juga kesulitan membaca. Sebanyak 49 persen orang tua dari anak disleksia juga mengalaminya. Para ilmuwan juga menemukan gen yang terkait dengan masalah dengan membaca dan memproses bahasa. Disleksia terkait dengan gen, itulah sebabnya kondisi ini sering terjadi dalam keluarga. Anda lebih mungkin menderita disleksia jika orang tua, saudara kandung, atau anggota keluarga Anda memilikinya.
Anatomi dan aktivitas otak : Studi pencitraan otak telah menunjukkan perbedaan otak antara orang dengan dan tanpa disleksia. Perbedaan ini terjadi di area otak yang terlibat dengan keterampilan membaca utama. Keterampilan itu adalah mengetahui bagaimana suara direpresentasikan dalam kata-kata, dan mengenali seperti apa kata-kata tertulis itu.
Kondisi tersebut bermula dari perbedaan bagian otak yang memproses bahasa. Pemindaian pencitraan pada orang dengan disleksia menunjukkan bahwa area otak yang seharusnya aktif ketika seseorang membaca tidak berfungsi dengan baik. Untuk anak-anak yang menderita disleksia, otak mengalami kesulitan menghubungkan huruf dengan suara yang mereka buat, dan kemudian memadukan suara-suara itu menjadi kata-kata.
##!disleksia-6!##
Disleksia yang dikenali dini dan mendapatkan intervensi dini yang tepat akan menumbuhkan kemampuan anak mencari strategi
belajar yang paling tepat bagi dirinya. Performanya menjadi lebih baik dan anak siap untuk menghadapi berbagai tantangan di setiap level kehidupannya. Maka disinilah sisi pentingnya bagi orangtua untuk meluangkan waktu bagi anak.
Sebaliknya, disleksia yang salah kelola akan tetap menunjukkan kesenjangan bermakna dengan kemampuan yang seharusnya dicapai. Anak akan terbiasa gagal dalam setiap aspek kehidupannya sehingga menjadi individu dengan kepercayaan diri yang
teramat rendah, minder, dan tidak sedikit kasus yang memilih untuk menarik diri dari kehidupan sosial dan tenggelam dalam berbagai aktivitas soliter yang mungkin membahayakan dirinya sendiri.
Dengan mengenali lebih dini ciri anak yang memiliki disleksia dapat berguna ketika kita berkonsultasi dengan guru, dokter, atau psikoterapis. Hal ini juga dapat berguna untuk mengawasai perkembangan anak ke depannya, dengan mengenali sejak dini ciri disleksia pada anak, kita dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi pada anak dan dapat diatasi dengan segera.
##!disleksia-7!##
Disleksia memang tidak bisa disembuhkan, namun penanganan dini terbukti sangat efektif dalam meningkatkan kemampuannya dan mengurangi dampaknya terhadap perkembangan.
Bagi penderita disleksia anak-anak, jenis intervensi yang paling efektif dalam meningkatkan kemampuan baca dan tulis adalah intervensi yang berfokus pada kemampuan fonologi. Intervensi ini biasanya disebuv fonik. Penderita disleksia akan diajari elemen-elemen dasar seperti belajar mengenali fonem atau satuan bunyi terkecil dalam kata-kata, memahami huruf dan susunan huruf yang membentuk bunyi tersebut, memahami apa yang dibaca, membaca bersuara, dan membangun kosakata.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan; antara lain adalah :
Penulis : Dra. Sugiarti, M.Kes., Psikolog
Referensi :
Baca Juga :