13 Mei 2023
Daftar Isi :
##!perselisihan-saudara-1!##
Antar anak anak yang bersaudara didalam satu keluarga seringkali terjadi perselisihan, persaingan atau pertengkaran yang dapat merepotkan dan membuat kesal orangtua. Perselisihan antar saudara merupakan perselisihan atau mungkin pertengkaran yang tak terhindarkan dan mendorong timbulnya permusuhan yang dapat terjadi antara saudara kandung.
##!perselisihan-saudara-2!##
Kondisi semacam ini paling sering terjadi pada saudara kandung yang usianya dekat, tetapi juga dapat terjadi juga pada perbedaan usia yang lebih besar, serta antara saudara yang tidak memiliki hubungan darah langsung; misalnya saudara tiri. Seringkali, persaingan saudara kandung dimulai pada saat anak berikutnya bergabung dengan keluarga, dan berlanjut saat anak-anak tumbuh dan bersaing untuk mendapatkan segala hal mulai dari mainan hingga perhatian. Ketika anak-anak mencapai tahap perkembangan yang berbeda, kebutuhan mereka yang berubah dapat memengaruhi cara mereka berhubungan satu sama lainnya.
Menyaksikan dan mendengarkan pertengkaran anak-anak dapat membuat frustrasi, kesal, bahkan stres. Rumah tangga yang didalamnya berkonflik akan membuat semua orang stres. Namun sulit untuk mengetahui bagaimana menghentikan pertengkaran, atau bahkan kadang kadang orangtua menjadi terlibat.
##!perselisihan-saudara-3!##
Banyak hal dan faktor yang dapat menyebabkan anak saudara kandung bertengkar. Kebanyakan saudara dan saudari memiliki tingkat kecemburuan atau persaingan tertentu, yang dapat menyebabkan perselisihan dan pertengkaran. Beberapan hal yang menjadi penyebab antara lain adalah :
##!perselisihan-saudara-31!##
1) Ketidaksepakatan
Ketidaksepakatan dapat menjadi penyebab dalam persaingan, perselisihan dan pertengaran anak bersaudara. Namun demikian hal ini bisa menjadi peluang besar bagi anak-anak untuk melatih keterampilan sosial yang mereka perlukan nanti saat menjadi orang dewasa. Ketika ketidaksepakatan menyebabkan pertengkaran, maka hak itu bisa menjadi kesempatan bagi anak-anak untuk mempelajari cara lain untuk menyelesaikan konflik, terutama jika mereka mengetahui bahwa pertengkaran tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika ketidaksepakatan di antara anak-anak diselesaikan dengan adil dan tanpa ada yang tersakiti, anak mulai membangun keterampilan memecahkan masalah seperti bernegosiasi. Mereka juga belajar pentingnya melihat sudut pandang orang lain dan menghormati hak, perasaan, dan milik orang lain.
##!perselisihan-saudara-32!##
2) Temperamen
Anak-anak dilahirkan dengan temperamennya masing masing, cara mereka bereaksi terhadap dunia dan berperilaku dipengaruhi oleh temperamennya. Misalnya, mereka mungkin fleksibel atau gigih, mudah bergaul atau pemalu. Temperamen anak-anak membuat mereka cenderung bernegosiasi, berdebat, atau menghindari konflik. Temperamen mungkin juga menjadi alasan beberapa orang lebih cepat marah daripada yang lain, atau kurang mampu mengendalikan perasaan marah. Sehingga anak satu sama lain harus saling mengenal temperamennya masing; dan orangtua daoat berperan untuk menjelaskannya dengan cara cara yag bijak.
##!perselisihan-saudara-33!##
3) Usia dan Kemampuan Menangani Konflik
Cara anak menangani konflik sebagian ditentukan oleh usia dan tingkat keterampilan mereka dalam menangani konflik. Misalnya, anak kecil biasanya berperilaku agresif. Ini biasanya berubah saat mereka tumbuh dan mempelajari cara yang lebih baik untuk menyelesaikan konflik. Namun demikian beberapa anak tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari atau mengalami situasi yang membutuhkan keterampilan menangani konflik.
##!perselisihan-saudara-34!##
4) Perubahan Kebutuhan.
Sesuatu hal yang wajar jika kebutuhan, kecemasan, dan identitas anak-anak yang berubah akan memengaruhi cara mereka berhubungan satu sama lain. Misalnya, anak secara alami melindungi mainan dan barang-barang mereka sendiri, dan sedang belajar untuk menegaskan keinginan mereka tentang hal itu, yang akan mereka lakukan setiap saat. Namun hal ini suatu saat akan berubah; sesuai dengan perubahan kebutuhan pada dirinya dan bertambangnya usia.
Baca Juga : Tips untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak
##!perselisihan-saudara-4!##
##!perselisihan-saudara-41!##
1) Tetap Tenang dan Terkendali
Perhatikan apa yang dilakukan anak-anak sehingga orangtua dapat melakukan intervensi sebelum situasi dimulai atau meningkat; pada saat yang tepat. Dengan tetap tenang maka anak-anak akan belajar melakukan hal yang sama dalam menyelesaikan konflik.
##!perselisihan-saudara-42!##
2) Pisahkan Anak
Pisahkan anak-anak sampai mereka tenang dan tidak menunjukkan kekesalannya lagi. Terkadang yang terbaik adalah memberi mereka ruang sebentar dan tidak mengulangi konflik. Awasi terus dan tunggu sampai emosi mereka mereda, jika sudah tenang kemudian tanamkan nilai nilai yang orangtua inginkan terhadap mereka terkait dengan pertengkaran antar saudaranya.
##!perselisihan-saudara-43!##
3) Memberikan Ruang Pribadi
Pastikan masing-masing anak mendapatkan ruang pribadi (personal boundary) yang cukup. Anak-anak tidak harus berbagi segalanya, atau bahkan banyak hal denga saudaranya. Jika mereka berbagi kamar, lihat apakah ada cara lain untuk mengubahnya; atau memisahkannya. Jika tidak, buat pemisah yang baik didalam ruangan dan atur furnitur untuk menentukan dua ruang terpisah.
##!perselisihan-saudara-44!##
4) Perlakukan Anak dengan Adil
Bahwa bagi anak anak keadilan itu penting, tetapi adil tidak selalu berarti selalu sama atau setara. Hukuman dan hadiah harus disesuaikan dengan kebutuhan individu anak-anak. Misalnya, Anda tidak harus memberikan mainan yang sama kepada dua anak. Sebaliknya, beri mereka mainan berbeda yang sesuai dengan usia dan minat mereka. Keadilan semacam itu akan sangat bermanfaat.
##!perselisihan-saudara-45!##
5) Terapkan Disiplin Pribadi
Jika kondisi pertengkaran antara saudara kandung diperlukan adanya penerapan disiplin pada salah satu anak, maka hindari membuat anak menjadi terpojok. Hal ini dapat mempermalukan seorang anak di depan saudaranya, menciptakan permusuhan yang lebih besar di antara mereka. Namun dibelakang orangtua harus mulai menanamkan perilaku disiplin terhadap anak tersebut yang memang diarasa kurang disiplin.
##!perselisihan-saudara-46##
6) Beri bekal Anak ttg Menangani Masalah atau Konflik
Untuk menghindari perselisihan di masa depan, gunakan konflik sebagai kesempatan untuk memberi bekal pada anak perihak alat untuk memecahkan masalah dan menangani konflik di masa depan. Tunjukkan bagaimana mereka dapat berkompromi, berdamai, berbagi, atau mendekati situasi serupa dengan cara yang lebih positif dan tepat.
##!perselisihan-saudara-47!##
7) Mendengarkan
Saat bertengkar, kebanyakan anak merasa frustrasi dan emosional. Hal ini menimbulkan kecemasandan keraguan bagi orang tua untuk menyelesaikan semua sampai detailnya, namun demikian dengan hanya meluangkan waktu sebentur untuk mendengarkan anak dan menghargai perasaan mereka masing masing dapat berdampak besar. Anak-anak akan lebih cenderung bekerja sama dan menurut jika mereka merasa didengarkan dan dihargai.
##!perselisihan-saudara-48!##
8) Berikan Perhatian
Berikan pada anak-anak perhatian pribadi yang diarahkan pada minat dan kebutuhan mereka masing masing. Jika seorang anak suka keluar rumah, ajak jalan-jalan atau pergi ke taman untuk sekedar menemaninya diluar. Jika anak lainnya suka duduk dan membaca diruangan, maka luangkan waktu untuk menenamninya beberapa saat dan bertanya untuk menunjukkan ketertarikan. Orangtua juga dapat berbagi cerita kepada anak perihal kesukaan anak lainnya atau saudaranya yang lain.
##!perselisihan-saudara-49!##
9) Ingat Mereka masih Anak-anak.
Mereka masih anak anak dan perlu bimbingan. Penting untuk tidak mengizinkan perilaku buruk terhadap orang lain, dan kewajiban orangtua untuk menanamkan tentang hal ini pada anak. Perlu ditanamkan juga perihal rasa bersalah pada anak, bahwa perilaku buruk terhadap saudaranya bukan berarti mereka orang jahat namun karena satu dan lain hal. Jelaskan bahwa mereka masih bersaudara; dan uraikan bagaimana perilaku yang baik sesama saudara; saling bantu, dll.
Referensi
Baca Juga :