17 Pebruari 2023
Daftar Isi:
##!1!##
Personal boundary adalah Batasan dan peraturan yang kita tetapkan untuk diri kita sendiri dalam hubungan terhadap orang lain. Boundary yang baik tetunya berbeda untuk satu orang dengan orang lain. Boundary yang sehat dapat digambarkan sesuai dengan perilaku yang sesuai dengan konteks kejadian maupun hubungan interpersonal yang berlaku. Boundary juga bervariasi dari satu kultur dengan kultur lainya. Misalnya, dalam budaya Indonesia, menyapa orang tua dengan melakukan salim atau cium tangan merupakan hal yang sesuai dengan keadaan yang berlaku. Namun, apabila hal ini diterapkan dalam budaya lain tentunya akan mengakibatkan ketidaknyamanan bagi pihak yang terlibat.
Menurut ahli, hal yang paling penting diamati dalam menentukan personal boundary adalah memperhatikan koneksi dan keterpisahan. Dalam hal ini, penting untuk menentukan batas jelas perilaku apa yang kita Terima dan perilaku apa yang kita tolak.
Ada bermacam boundary yang dapat diterapkan, macam dari boundary adalah sebagai berikut:
##!2!##
1.1. Physical boundary
Physical boundary atau batasan fisik mengacu pada batasan yang ditetapkan seseorang terhadap sentuhan fisik dan ruang pribadi. Physical boundary yang baik terjadi ketika seseorang memiliki kesadaran terhadap perilaku apa saja yang sesuai pada situasu yang terjadi. Contohnya, apakah bersalaman pantas untuk dilakukan pada situasi ini? Atau apakah pelukan ringan lebih sesuai?
Selain itu, physical boundary yang baik juga memperhatikan batasan dari ruang pribadi. Contohnya apakah pantas untuk memposisikan diri sedekat ini dengan orang lain? Apakah melakukan pencarian terhadap barang pribadi tanpa pemberitahuan pantas dilakukan?
##!3!##
1.2. Intellectual boundary
Intellectual boundary, atau batasa intelektual mengacu pada pemikiran dan ide. Penerapan batasan intelektual yang baik biasanya menghormati pendapat orang lain tanpa merendahkan pendapat pribadi dan mengetahui bahasan apa saja yang tepat untuk kondisi yang dialami.
Contohnya, penerapan batasan intelektual yang baik mengetahui untuk tidak membahas perselisihan politik pada saat acara keluarga atau tidak membahas hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang lain.
##!4!##
1.3. Emotional boundary
Emotional boundary atau batasan emosional mengacu pada perasaan atau emosi seseorang. Penerapan batasan emosional yang sehat meliputi penerapan dan pengetahuan mengenai informasi personal yang dibagi dengan orang lain. Emotional boundary dilanggar ketika seseorang menyerang kondisi emosional seseorang atau meremehkan perasaan seseorang.
##!5!##
1.4. Time boundary
Time boundary merujuk pada penggunaan waktu seseorang. Time boundary yang baik dilakukan ketika seseorang memiliki batasan yang jelas terhadap pembagian waktu dari berbagai aspek kehidupan seperti waktu bekerja, keluarga, hubungan, dan hobi.
##!6!##
1.5. Material boundary
Material boundary atau batasan materil merujuk pada batasan yang ditetapkan untuk harta atau kepemilikan seseorang. Batasan material yang baik adalah batasan yang jelas mengenai apa saja kepemilikan kita yang bis akita bagi atau pinjamkan dengan orang lain. Jangan sampai, kita tidak bisa menolak permintaan yang terlalu memberatkan untuk diri sendiri.
Baca Juga : Mengenal Kepribadian DISC dalam Psikologi
##!7!##
Dalam menjalani hidup, menetapkan personal boundary yang sehat sangatlah penting. berikut adalah beberapa contoh dari keuntungan menetapkan personal boundary yang sehat menurut riset.
##!8!##
2.1. Meningkatkan kontrol emosi
Dengan menetapkan personal boundary yang baik, seserang dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengontrol emosi. Berdasarkan temuan riset, individu dengan personal boundary yang sehat diketahui dapat mengontrol emosi ketika mengalami pengalaman traumatis ataupun stres dengan kontrol emosi yang lebih stabil.
##!9!##
2.2. Meningkatkan kepercayaan diri
Penetapan personal boundary yang baik dapat memberikan pesan untuk orang lain bahwa kita menyayangi dan menghormati diri sendiri. Hal ini, tentunya akan membuat orang lain menghormati kita dan menghalau kemungkinan orang lain untuk merendahkan diri kita.
##!10!##
2.3. Mengurangi stres dan kecemasan
Personal boundary yang baik dan sehat dapat membantu individu merasa lebih berkuasa atau memiliki control pada diri sendiri. Hal ini dapat mengurangi kadar stres dan kecemasan yang dialami.
##!11!##
2.4. Menghindari Burnout
Personal boundary juga dapat menghindari burnout. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan boundary yang sehat ketika melakukan pekerjaan. Boundary yang sehat pada lingkungan kerja dapat mengurangi stres dan terkanan yang dialami saat bekerja dan menghalau burnout.
##!12!##
2.5. Membangun komunikasi interpersonal yang baik
Meskipun menetapkan batasan terkesan memiliki dampak negatif terhadap hubungan dengan orang lain, penetapan personal boundary yang sehat sebenarnya justru berdampak positif terhadap hubungan diri dengan orang lain. Personal boundary dapat membantu mendirikan hubungan yang lebih kuat, dan otentik dengan orang lain.
##!13!##
Secara umum terdapat tiga jenis personal boundary, yaitu Rigid boundary atau batasan kaku, porous boundary atau batasan berpori, dan healthy boundary atau batasan sehat. Meskipun personal boundary dibagi dalam tiga jenis, pada praktiknya boundary yang sehat adalah campuran dari ketiga boundary tersebut dan diterapkan berbeda-beda sesuai dengan konteks social yang digunakan. Contohnya saja, seseorang dapat memiliki boundary yang cenderung lebih rigid di lingkungan pekerjaan namun orang tersebut juga memiliki boundary yang cenderung lebih porous di lingkungan keluarga. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai jenis boundary:
##!14!##
3.1. Rigid Boundary
Rigid boundary adalah boundary yang terkesan lebih kaku. Biasanya, rigid boundary dilakukan oleh orang-orang yang cenderung menyukai untuk menjaga jarak dengan orang lain. Boundary ini dicirikan dengan:
##!15!##
3.2. Porous Boundary
Porous boundary adalah boundary yang sangat terbuka. Biasanya orang yang cenderung selalu ingin terlibat dengan orang lain memiliki boundary ini. Boundary ini dicirikan dengan:
##!16!##
3.3. Healthy Boundary
Healthy boundary adalah boundary yang ideal untuk diterapkan. Boundary ini biasanya dapat menjaga kebutuhan dan nilai-nilai pribadi tanpa menghilangkan nilai-nilai atau rasa hormat untuk orang lain. Boundary ini dicirikan dengan:
##!17!##
Penetapan personal boundary yang baik kembali terhadap kondisi dan lingkungan yang dialami. Idealnya, seseorang memiliki boundary yang berbeda untuk pekerjaan, hubungan interpersonal, dan juga keluarga. Berikut adalah Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menetapkan personal boundary yang sehat.
Semoga setelah mengetahui apa itu personal boundary, manfaat dan urgensinya, kita dapat menerapkan personal boundary kita agar dapat menjaga kesehatan mental kita dalam kehidupan sehari-hari.
(Ditulis oleh: Rhaka)
Baca juga: