FOMO Syndrome, Gejala, dan Cara Mengatasinya

fomo

FOMO atau Fear of Missing Out merupakan perasaan ketakutan atau khawatir atau cemas "merasa" tertinggal karena tidak mengikutu tren, berita, atau aktifitas tertentu.

Daftar Isi :

  1. Pengertian
  2. Gejala
  3. Penyebab
  4. Cara Mengatasi FOMO Syndrome

1. Pengertian

Fear of Missing Out dalam kamus Oxford didefinisikan sebagai kecemasan akan adanya peristiwa menarik atau mungkin hal menarik yang terjadi di tempat lain, kecemasan ini terstimulasi oleh hal yang ditulis di dalam media sosial seseorang. Fear of Missing Out (FoMO) adalah sindrom modern (milenial) bagi masyarakat modern (milenial) yang terobsesi untuk terhubung sepanjang waktu dengan situs media sosial.

Perasaan takut kehilangan mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain lebih bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik daripada dirinya. Hal ini melibatkan rasa iri yang mendalam dan mempengaruhi harga diri. Hal ini juga sering diperparah oleh kondisi situs media sosial saat ini seperti Whats App, Instagram dan Facebook.

FOMO bukan hanya perasaan bahwa mungkin ada hal-hal yang lebih baik yang dapat dilakukan saat ini, tetapi perasaan bahwa dirinya kehilangan sesuatu yang secara prinsip dan fundamental penting yang dialami orang lain saat ini.

Istilah FOMO dimulai dengan makalah penelitian tahun 1996 yang dibuat oleh ahli strategi pemasaran, Dr. Dan Herman, yang menciptakan istilah "takut ketinggalan (fear of missing out)". Semenjak munculnya media sosial, FOMO menjadi lebih jelas dan telah dipelajari lebih secara lebih instens. Media sosial telah mempercepat berkembangnya fenomena FOMO, dimana kondisim ini memberikan situasi di mana seseorang membandingkan kehidupan kebiasaannya dengan sorotan kehidupan orang lain.

2. Gejala

Beberapa gejala yang muncul terkait dengan FOMO Syndrome; antara lain :

  • Mengecek media sosial adalah hal pertama yang dilakukan oleh seseorang FOMO ketika baru bangun dari tidur.
  • Seseorang dengan FOMO kesulitan dalam manajemen waktu dan menghabiskan kurang lebih 400 menit per hari untuk mengecek media sosial
  • Kebanyakan yang terkena FOMO adalah yang berusia mulai dari 16 tahun sampai dengan 35 tahun.
  • Sebanyak 8 dari 10 orang dengan FOMO percaya bahwa media sosial digunakan untuk menunjukkan siapa dirinya dan apa saja yang dilakukan.
  • Orang dengan FOMO merasa bahwa profil dirinya di media sosial sangat penting untuk menggambarkan kepribadian dirinya yang sebenarnya.

Gejala psikopatologi (studi mengenai gangguan perilaku atau pskis) yang muncul akibat FOMO adalah :

  • Stress,
  • Merasa Kesepian (Loneliness),
  • Memiliki Self-Esteem yang rendah

3. Penyebab

Salah satu penyebab dari FOMO bersumber dari penggunaan media sosial, berkembangnya teknologi informasi dan tumbuhnya situs media sosial menjadi semakin gencarnya informasi yang masuk sehingga dapat menimbulkan FOMO.

Penyebab lainnya diantaranya adalah tidak terpenuhinya kebutuhan psikologis akan relatedness (kedekatan atau keinginan untuk berhubungan dengan orang lain); kondisi ini dapat menyebabkan individu merasa cemas dan mencoba mencari tahu pengalaman dan apa yang dilakukan oleh orang lain, salah satunya melalui media sosial. Kondisi ini diperparah dengan berkembangnya teknologi informasi berupa media sosial dan smartphone.

4. Cara Mengatasi FOMO Syndrome

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi FOMO Syndrome; antara lain :

  • Berupaya untuk Fokus pada Diri Sendiri; Berupaya sesekali untuk menjauhkan diri dari media sosial dan gadget atau smartphone. Hiruplah udara segar dan lakukan aktifitas yang disukai.
  • Membatasi diri dalam penggunaan Gadget dan Media Sosial; Pada dasarnya kebahagiaan sesungguhnya seseorang tidak dapat diketahui sepenuhnya apalagi hanya dari media sosial dan samrtphone; jadi dengan berdasar dari postingan di medsos dan membandingkan diri dengan orang lain sesungguhnya tidak fair.
  • Berupaya terus terkoneksi dengan Dunia Nyata; Melihat kondisi saat ini yang hampir tidak memungkinkan untuk bertemu nyata, dapat diupayakan untuk temu maya yang lebih realtime seperti mengajak teman bicara melalui video call, dll.
  • Self Appreciation - Menghargai Diri Sendiri; Menghargai diri sendiri dengan menerima segala kekurangan dan kelebihannya yang ada pada diri sendiri; diharapkan dapat mendorong menjadi pribadi yang lebih positif dan dapat meningkatkan produktifitas.

Kebahagiaan setiap orang berbeda beda, begitupun dengan pengalaman dan perjalanan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Segala hal yang sudah dicapai sapai titik ini, menandakan diri kita sudah menjadi pribadi yang hebat dengan versi masing masing.

Referensi :

  1. Verywellmind; How to Deal With FOMO in Your Life
  2. Sumber lainnya.


Baca Juga :

  1. Mengenal Kepribadian DISC dalam Psikologi
  2. Mengenal Gaya Belajar dan Tips Belajar di Kehidupan Sehari-hari

Artikel Menarik Lainnya

Self Awareness (Kesadaran diri) adalah kemampuan untuk memikirkan gaya hidup secara objektif dan...

Tantrum adalah ledakan emosi pada anak, yang bisanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis,...

Belajar adalah latihan atau pengalaman yang dialami dan menimbulkan adanya perubahan tingkah laku....

Bullying atau Perundungan adalah masalah serius yang dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan...

 

INSAN-Q
Ruko Bonakarta Blok A No. 30
Masigit, Jombang,
Kota Cilegon,
Banten 42415

 

|   |   |   | |

 

INSAN-Q Home
Komp. BBS 3 Blok A4 No. 14
RT17/RW09, Ciwaduk,
Kota Cilegon,
Banten 42415