04 Agustus 2022
Daftar Isi :
Self Acceptace atau Penerimaan Diri dapat diartikan sebagai pengakuan yang relatif objektif terhadap diri sendiri atau pengakuan atas kemampuan dan pencapaian individu, bersamaan dengan pengakuan dan penerimaan atas keterbatasannya. Aspek Penerimaan diri sering dipandang sebagai komponen utama kesehatan mental.
##!self-acceptance-1!##
Self Acceptace atau Penerimaan Diri didefinisikan sebagai penerimaan individu atas semua atribut mereka, positif atau negatif tentang dirinya sendiri. Saat individu menerima diri sendiri, maka harus menerima setiap bagian dari dirinya, bukan hanya hal-hal positif saja. Penerimaan diri tidak hanya mengenali kelemahan, tetapi tetap menerima diri sendiri sepenuhnya termasuk kelemahannya. Menerima diri sendiri berarti merasa puas dengan siapa dirinya yang sebenarnya, terlepas dari kekurangan dan terlepas dari pilihan dimasa lalu.
Secara umum sikap perilaku Penerimaan Diri berhubungan dengan kebahagiaan; semakin baik menerima diri sendiri, semakin tinggi kebahagiaan yang diperoleh dan nikmati. Manfaat lain dari Penerimaan Diri adalah kemampuan dalam penurunan gejala depresi, menurunkan keinginan untuk disetujui oleh orang lain, cemas dan takut gagal, dan kritik diri, serta peningkatan emosi positif, rasa kebebasan, nilai diri (self worth), otonomi, dan harga diri (self esteem).
Penerimaan diri (Self Acceptance) di definisikan sebagai sikap positif, dimana seseorang mampu dan mau menerima keadaan diri baik dari kelebihan dan kekurangan termasuk juga menerima semua pengalaman hidup, sejarah hidup, latar belakang hidup, dan lingkungan pergaulan yang diukur berdasarkan aspek – aspek sikap penerimaan diri antara lain yaitu memiliki asa bertanggung jawab, kepercayaan, berpendirian, menyadari keterbatasan, dan menerima sifat kemanusiaan.
##!self-acceptance-2!##
Tanpa penerimaan diri, kesejahteraan mental individu kemungkinan akan menderita. Misalnya, kurang mampu mengontrol stres dan kecemasan serta cenderung depresi. Cara diri seseorang merasakan tentang dirinya sendiri berdampak pada kesehatan psikologis dan pencapaian tujuan di masa depan. Penerimaan diri akan membantu seseoranng mencapai perbaikan diri. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerimaan diri yang tinggi juga dapat menyebabkan kurang fokus pada aspek negatif dari diri sendiri dan kemungkinan yang lebih tinggi untuk terlibat dalam tindakan mencintai diri sendiri, hal ini juga harus menjadi perhatian.
Tanpa penerimaan diri yang rendah, seseorang hanya dapat membuat sedikit atau tidak ada kemajuan sama sekali dalam suatu hubungan yang efektif. Menurut Carl Rogers mengatakan bahwa, biasanya, mereka yang merasa bahwa mereka merasa disukai, ingin diterima, mampu atau layak menerima. Orang yang menolak dirinya biasanya tidak bahagia dan tidak mampu membentuk dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Individu yang memiliki penerimaan diri yang tinggi akan mampu mengatakan dengan tegas ini adalah diri saya. Menjadi individu yang tidak iri dengan hasil pencapaian orang lain, tidak saling merendahkan diri, serta individu selalu bersyukur dengan apa yang dimilikinya.
##!self-acceptance-3!##
Beberapa manfaat psikologis dari penerimaan diri termasuk pengaturan suasana hati, penurunan gejala depresi, dan peningkatan emosi positif. Manfaat psikologis lainnya termasuk:
Baca Juga : Tips Menumbuhkan Self Esteem dan Kepercayaan Diri pada Anak
##!self-acceptance-4!##
##!self-acceptance-41!##
1) Fokus pada Penerimaan Diri; Buatlah komitmen untuk fokus pada penerimaan diri, Ini artinya memutuskan untuk mengatasi tingkat penerimaan diri sendiri dan ada ihtiar untuk mengusahakannya. Untuk memulai, perhatikan Self-Talk diri sendiri dan apa pun yang membuat dan mendorong kearah menyalahkan diri sendiri. Buatlah catatan penerimaan diri dan tuliskan pesan yang sebaiknya dikirimkan kepada diri sendiri.
##!self-acceptance-42!##
2) Evaluasi Trauma Masa Lalu; Kaji dan atasi setiap trauma masa lalu, atau lupakan. Jika memiliki trauma di masa lalu, maka catatlah dan tulislah di jbuku catatan. Cobalah untuk mengidentifikasi setiap trauma yang telah dialami dan mulai memprosesnya untuk solusi dimasa sekarang. Mungkin perlu dilakukan dengan bimbingan psikolog atau cukup dilakukan sendiri dahulu.
##!self-acceptance-43!##
3) Tentukan sistem Nilai Diri Sendiri. Lakukan inventarisasi tentang apa yang diyakini dan apa yang tidak diyakini. Tuliskan nilai-nilai terpenting dalam menjalani hidup dan mengapa ingin hidup dengan nilai-nilai itu. Sistem nilai mungkin mencakup sebagian dari apa yang diajarkan kepada saat tumbuh dewasa, tetapi mungkin juga membuat keputusan sadar untuk tidak memasukkan sebagian dari apa yang diajarkan untuk diyakini dalam keluarga asal. Sistem nilai bagi diri sendiri seharusnya hanya mencakup apa yang tepat untuk diri sendiri.
##!self-acceptance-44!##
4) Koreksi Pesan Negatif; Lakukan untuk mengoreksi pesan-pesan negatif yang ada dalam diri sendiri. Menggunakan diri orang dewasa dari pihak ayah atau ibu, berbicaralah dengan anak batiniah diri sendiri dan perbaiki pesan-pesan negatif yang dikirimkan kepada diri sendiri. Tulislah kepada anak batiniah sendiri dan bicaralah padanya seperti berbicara dengan anak kecil mana pun. Jelaskan mengapa pesan itu salah dan putuskan bagaimana cara dan ingin memperbaikinya. Misalnya, jika pesannya adalah "Saya tidak cukup baik," jelaskan kepada anak batin mengapa cukup baik.
##!self-acceptance-45!##
5) Memaafkan Diri Sendiri; Maafkan diri sendiri atas kesalahan dan kegagalan. Buatlah keputusan sadar untuk menawarkan diri perihal pengampunan. Setiap orang tidak bisa menyalahkan diri dirinya sendiri untuk hal-hal yang tidak diketahui atau tidak disadari sebelumnya, bahkan jika kondisi berubah menjadi menyadarinya sekarang. Penting untuk belajar dari kesalahan sendiriu, bahwa tidak pernah membantu untuk terus menghukum diri sendiri atas penyesalan yang mungkin dimiliki.
##!self-acceptance-46!##
6) Terima Ketidak-sempurnaan; Tidak ada orang yang sempurna, dan tidak ada yang bisa sempurna. Tanyakan pada diri sendiri : Menurut saya, siapa saya sehingga saya harus sempurna, tetapi saya tidak mengharapkan orang lain untuk menjadi saya ? Belajarlah untuk menerima diri sendiri secara apa adanya: kekuatan, kelemahan, kesalahan, dan semuanya. Setiap orang menginginkan dirinya sempurna, namun yang dapat dilakukan hanya upaya yang maksimal, hasil apapun harus dapat diterima dengan baik.
##!self-acceptance-47!##
7) Tidak Membandingkan dengan Orang Lain; Jangan pernah membandingkan diri sendiri denga orang lain dalam sistuasi apapun untuk kebaikan penerimaan diri, kecuali suri tauladan yang memiliki nilai nilai positif untuk pengembangan diri sendiri. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain, terutama jika hanya melihat kelebihan kelebihan yang ada, dapat menurunkan rasa percaya diri. Bahwa orang lain memiliki banyak kelebihan, namun dibalik itu juga memiliki banyak kekurangan.
##!self-acceptance-48!##
8) Menerima dan Melepaskan: Menerima semua apa apa yang menjadi kekurangan diri sendiri, dan berupaya untuk melepaskan atau memperbaikinya. Tidak semua kekurangan yang ada pada diri sendiri dapat dilepaskan namun bisa diperbaiki, dan biarkan itu menjadi bagian dari diri sendiri.
Referensi :
Baca Juga :