11 April 2023
Daftar Isi :
##!disiplin-anak-1!##
Membuat disiplin pada anak adalah bagian penting dari parenting (pengasuhan); untuk menjadikan anak mandiri dan bertanggung jawab dimasa depan, baik tanggung jawab terhadap diri sendiri, lingkungan, orang lain, dsb.
Asal bahasa Latin dari kata disiplin adalah 'mengajar'. Mendisiplinkan anak Anda berarti mengajari mereka perilaku yang bertanggung jawab dan pengendalian diri. Dengan disiplin yang tepat dan konsisten, anak Anda akan belajar tentang konsekuensi dan bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Tujuan utamanya adalah mendorong anak untuk belajar mengelola perasaan dan perilaku mereka. Ini disebut pemantauan diri.
Mengasuh anak adalah tugas membesarkan anak-anak dan memberi mereka materi dan perawatan emosional yang diperlukan untuk memajukan perkembangan fisik, emosional, kognitif, dan sosial mereka. Mendisiplinkan anak adalah salah satu tanggung jawab mengasuh anak yang paling penting namun sulit, dan tidak ada jalan yang mudah.
##!disiplin-anak-2!##
Kata disiplin atau mendisiplinkan berarti memberikan pengetahuan dan keterampilan, atau mengajarkan. Namun, sering disamakan dengan hukuman dan kontrol. Ada banyak kontroversi tentang cara yang tepat untuk mendisiplinkan anak, dan orang tua sering bingung tentang cara yang efektif untuk menetapkan batasan dan menanamkan pengendalian diri pada anak mereka.
Banyak yang menyarankan agar orang tua dan pengasuh tidak boleh memukul anak. Karena daripada mengajarkan tanggung jawab dan pengendalian diri; memukul sering menghasilkan yang sebaliknya, meningkatkan agresi dan kemarahan pada anak; dsb.
Demikian juga halnya dengan hukuman fisik dapat berdampak buruk pada perilaku anak; dalam pandangan anak memukul atau hukuman fisik tidak menjadi masalah jika ada sesuatu yang diinginkan dari seseorang. Anak-anak yang dipukul mungkin lebih cenderung memukul orang lain ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.
##!disiplin-anak-3!##
Penting untuk memberi anak keterampilan yang akan mereka butuhkan untuk mengembangkan disiplin diri serta kesempatan untuk berlatih membuat pilihan yang baik. Disiplin diri membantu anak-anak menunda kepuasan, melawan godaan yang tidak sehat, dan mentolerir ketidaknyamanan yang diperlukan untuk mencapai tujuan jangka panjang mereka.
Sebagai contoh : mengajarkan lebih baik mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) tugas sekolah daripada menonton televisi; menonton televisi dapat dilakukan stelah tugas sekolahnya selesai. Namun demikian bagaimana cara mengajarkannya dengan baik dan efektif?
Untuk jangka pendek tujuan dari disiplin adalah untuk menjaga anak-anak tetap aman. Hal ini termasuk masalah keselamatan utama, seperti tidak mendekati stop kontak listrik; tidak mendekati pinggiran sungai atau selokan. mungkin perlu adanya konsekuensi ketika anak tidak mengambil melakukan tindakan pencegahan keamanan yang diajarkan.
Disiplin juga harus mengatasi risiko kesehatan lainnya, seperti mencegah makanan tertentu seperti pedas, dingin, dst. Jika anak dibiarkan makan apapun yang mereka inginkan, maka ada kemungkinan anak akan mengalami risiko kesehatan tertentu.
Disiplin yang tepat mengajarkan anak-anak bagaimana membuat pilihan yang baik. Ketika anak mendapatkan hambatan atas keinginannya, maka anak akan mencari solusi sendiri untuk mengatasinya. Disiplin yang sehat mengajarkan anak-anak cara alternatif untuk memenuhi kebutuhan mereka. Anak-anak perlu belajar keterampilan memecahkan masalah, kontrol impuls, dan keterampilan pengaturan diri.
Baca Juga : Tips Mengatasi Anak Yang Tidak Mau Sekolah
##!disiplin-anak-4!##
##!disiplin-anak-41!##
1) Berikan Pujian Terhadap Hal yang Positif
Sebagai orang tua umumnya sering terlalu fokus pada perilaku buruk anak-anak dan kemudian memperingatkannya. Anak-anak ada kemungkinan memandang hal ini sebagai cara untuk mendapatkan perhatian dari orangtua, meneruskan perilaku buruk daripada menghentikannya. Anak-anak umumnya berkembang dengan pujian. Itu membuat mereka merasa dicintai dan istimewa. Jika mereka melakukan sesuatu yang baik maka pujilah mereka, bahkan jika hal itu hanya dimainkan selama lima menit dengan saudara mereka. Hal ini dapat mendorong perilaku yang baik dan mengurangi kebutuhan akan disiplin.
##!disiplin-anak-42!##
2) Mengalihkan Perilaku Buruk
Alihkan perhatian anak dari perilaku buruk yang dilakukannya pada perilaku yang lebih baik dan berikan masukan hal positif dari perilaku yang lebih baik tersebut. Misalnya jika anak mencoret coret dinding jangan langsung dilarang atau diperingatkan; namun dialihkan mencoret coretnya di kertas yang disediakan; dan sampaikan jika mencoret kertas setelahnya dapat dibuang jika hasilnya jelek dan dapat disimpan jika hasilnya bagus.
##!disiplin-anak-43!##
3) Terapkan Konsekuensi yang Wajar
Bagian dari tumbuh dewasa adalah belajar bahwa jika melakukan apapun, akan ada konsekuensinya dan sesuatu dapat terjadi sebagai hasilnya. Menentukan ini untuk anak adalah proses sederhana yang mendorong perilaku yang lebih baik sambil mengajari mereka tentang tanggung jawab. Berikan anak kesempatan untuk melakukan hal yang benar dengan menjelaskan konsekuensi dari perilaku buruk mereka. Sebagai contoh, jika ingin anak berhenti mencoret-coret dinding, maka dapat menyuruh mereka berhenti atau akan mengakhiri waktu bermain mereka. Ini memberi mereka peringatan dan kesempatan untuk mengubah perilaku mereka; dan tentunya sambil diberikan jalan keluarnya dari aktifitas mencoret coret tersebut.
##!disiplin-anak-44!##
4) Jelaskan Alasan Dibalik Aturan
Ketika datang untuk membantu anak-anak belajar bagaimana membuat pilihan yang sehat, pendekatan otoritatif adalah yang terbaik karena membantu anak-anak memahami alasan peraturan. Ini adalah pilihan yang baik untuk mengerjakan pekerjaan ruma terlebih dahulu dan kemudian memiliki waktu luang untuk menonton acara kesuakaan di televisi, sebagai hadiah untuk menyelesaikan tugas sekolah. Hal ini akan membantu anak untuk dapat memahami alasan yang mendasari peraturan.
##!disiplin-anak-45!##
5) Ajarkan Keterampilan Pemecahan Masalah
Ajarkan keterampilan pemecahan masalah dan bekerja sama untuk memperbaiki masalah spesifik yang berkaitan dengan disiplin diri. Terkadang, menanyakan kepada anak-anak apa yang menurut mereka akan membantu dapat menjadi pengalaman yang membuka mata yang dapat mengarah pada solusi kreatif. Mungkin ada solusi yang cukup sederhana untuk masalah perilaku. Misalnya ajarkan untuk menyiapkan baju dan peralatan sekolah untuk digunakan di sekolah pada besok hasrinya, sehingga anak menjadi mengetahui bahwa solusi untuk hal hal yang mendesak harus dipersiapkan sejak awal.
Teruslah mencoba solusi yang berbeda untuk hambatan hambatan yang dialami anak sampai dapat menemukan sesuatu yang berhasil sambil tetap melibatkan anak dalam prosesnya.
##!disiplin-anak-46!##
6) Model Disiplin Diri
Anak-anak belajar paling baik dan umumnya adalah dengan cara memperhatikan orang dewasa. Jika anak melihat orangtuanya menunda-nunda atau memilih untuk menonton daripada mencuci piring atau melakukan tugas rumah lainnya, maka mereka akan mengikuti kebiasaan serupa. Buatlah prioritas untuk mencontohkan disiplin diri bagi anak.
##!disiplin-anak-47!##
7) Dengarkan Anak anak.
Mendengarkan itu penting; merupakan bagian dari komunikasi efektif. Biarkan anak menyelesaikan cerita sebelum membantu memecahkan masalah. Perhatikan saat perilaku buruk memiliki pola, seperti jika anak merasa iri dengan temannya. Bicaralah dengan anak tentang hal ini daripada hanya memberikan konsekuensi. Dengarkan kekesalan anak sehingga melakukan hal hal yang buruk; dan berikan arahan yang dapat diterima oleh anak.
Referensi :
Baca Juga :