14 Oktober 2022
Daftar Isi :
##!perilaku-remaja-1!##
Remaja adalah saat dimana individu berusia 11 sampai 20 tahun (Papalia, 2012) serta tubuhnya mengalamiperubahan yang pesat dalam segi biologis, psikologis, serta sosial.
Remaja adalah pribadi yang terus berkembang menuju kedewasaan, dan sebagai proses perkembangan yang berjalan natural, remaja mencoba berbagai perilaku yang beresiko (Smet, 1994).
Perubahan pada remaja menuntut mereka melakukan perubahan perilaku untuk menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini. Karena proses perubahan perilaku dan penyesuaian tersebut, terkadang memiliki potensi resiko (beresiko) yang dapat membahayakan dalam kehidupan mereka.
Remaja seringkali mengadopsi perilaku berisiko itu melalui pergaulan yang tidak sehat dan informasi yang tidak terarah. Kemajuan atau modernisasi ternyata mempunyai dua sisi yang dapat menguntungkan dan atau juga merugikan, khususnya masalah kemajuan dalam bidang teknologi informasi.
##!perilaku-remaja-2!##
Perilaku beresiko atau yang memilki potensi resiko pada remaja adalah perilaku yang mengacu pada segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan adaptasi sosial pada remaja. beberapa contoh perilaku beresiko antara lain :
##!perilaku-remaja-3!##
Penyebab timbulnya perilaku beresiko pada remaja dikelompokkan menjadi :
##!perilaku-remaja-31!##
1) Faktor Internal
Faktor Internal adalah segala sesuatu yang berasal dari dalam diri remaja yang dapat menjadi pendorong atau pemicu timbulnya perilaku beresiko; antara lain :
##!perilaku-remaja-32!##
2) Faktor Eksternal
Faktor Penyebab Eksternal adalah hal yang dapat mensorong remaja berperilaku mengandung resiko yang berasal dari faktor lingkungan; seperti misalnya :
Selain itu perilaku beresiko muncul karena dipengaruhi oleh faktor risiko yang berasal dari dalam diri remaja (level of the individual), dari keluarga (level of the family) dan dari luar keluarga (extrafamilial relations).
Faktor yang berasal dari diri remaja (level of the individual) adalah motivasi berprestasi yang rendah dan harga diri yang rendah (low self esteem). Faktor dari keluarga (level of the family) adalah orang tua yang sangat tegas (strictness) dan dukungannya rendah (low support), kemudian faktor dari luar keluarga (extrafamilial relations) adalah hubungan dengan teman sebaya yang menyimpang dan orientasi terhadap teman sebaya yang berlebihan (Decovi, 1999).
Baca Juga : Tips Tetap Tenang atau Memiliki Kemampuan Bekerja Dibawah Tekanan
##!perilaku-remaja-4!##
##!perilaku-remaja-41!##
1) Memahami Dampaknya.
Pastikan dan berikan pengetahuan kepada remaja dengan sebaik baiknya perihal dampak dari perilaku yang beresiko; dampak bagi dirinya, keluarga, masyarakat, dll. Jelaskan setiap jenis perilaku beresiko dengan jelas sistematis dan jelaskan juga dampaknya secara logik bagi dirinya, bagi keluarga, dan bagi lingkungan sekitar.
##!perilaku-remaja-42!##
2) Berpikir dahulu sebelum Bertindak.
Memberikan bekal kepada remaja untuk membiasakan pola beripikir dahulu sebelum melakukan tindakan; apalagi terkait dengan perilaku yang bersifat baru. Tanamkan dalam diri remaja untuk berpikir 3 (tiga) kali sebelum melakukan tindakan atau memutuskan sesuatu; atau minimal bertanya terlebih dahulu kepada orangtua.
##!perilaku-remaja-43!##
3) Menyalurkan Bakat, Minat dan Hobi
Mendorong dan memfasilitasi para remaja untuk melakukan kegiatan positif; misalnya olahraga prestasi, kesenian, dll. Arahkan anak untuk memilih dan menekuni salah bidang prestasi baik dalam hal olahraga; seni; ataupun yang lainnya; yang dapat bermanfaat bagi dirinya dimasa depan, atau minimal dapat mengurangi waktu luang mereka.
##!perilaku-remaja-44!##
4) Cara Memilih Teman yang Baik.
Memberikan bekal pengetahuan yang cukup kepada remaja bagaimana caranya memilih teman atau sahabat yang baik; dari segi perilaku, ketataan terhadap agama dan aturan, pengaruh positif, dll. Jeaskan dengan baik bahwa teman dapat membawa pengaruh terhadap dirinya; sehingga memilih teman merupakan salah faktor yang dapat mendorong kesuksesan dirinya dimasa depan.
##!perilaku-remaja-45!##
5) Menjadi Diri Sendiri.
Ajari para remaja untuk menjadi diri sendiri dan tidak meniru hal hal yang negatif. Anak remaja pada umumnya memiliki idola tertentu dan ingin merealisasikan dirinya seperti yang diidolakannya. Jelaskan dengan baik bahwa menjadi diri sendiri yang mandiri dan memilki prestasi dengan usaha sendiri adalah jauh lebih baik.
##!perilaku-remaja-46!##
6) Bekal Dasar Agama
Bekali para remaja dengan ajaran Agama dengan sebaik baiknya; baik dilingkungan keluarga, masyarakat atau jika memungkinkan pada pendidikan khusus keagamaan (pesantren, dll). Agama mengajarkan perilaku (akhlak) yang baik; dan melarang yang sebaliknya; dengan disertai dasar dasarnya menurut agamanya; sehingga anak remaja memilki panduan dalam menjalankan kehidupannya.
##!perilaku-remaja-47!##
7) Adanya Tempat Curat dan Keluh Kesah.
Pastikan bahwa remaja memilki tempat curhat, mengadukan keluh kesah, dll. sehingga pada saat menghadapi persoalan dilema ada yang mengarahkan. Orangtua harus menjadi tempat keluh kesah anak remaja dan dapat memberikan jalan keluar bagi masalahnya dengan cara yang masuk akal menurut pemikiran mereka (remaja).
##!perilaku-remaja-5!##
Referensi :
Baca Juga :