19 Oktober 2022
Daftar Isi :
##!tantrum-anak-1!##
Tantrum adalah ledakan emosi pada anak, yang bisanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, membangkang atau marah. Tantrumm adalah bentuk ekspresi emosional dalam bentuk kemarahan yang meledak-ledak pada anak balita.
Menjerit, menangis, memukul – tanda-tanda amukan seringkali sulit untuk dilewatkan. Tantrum dapat menjadi tantangan untuk dihadapi, tetapi itu adalah bagian normal dari perilaku balita Anda. Dokter bahkan memiliki definisi formal tentang temper tantrum: “ledakan emosional dari kemarahan dan frustrasi.
Tantrum adalah masalah perilaku yang umum dialami oleh anak-anak prasekolah yang mengekspresikan kemarahan mereka dengan tidur di lantai, meronta-ronta, berteriak dan biasanya menahan napas. Tantrum adalah bersifat alamiah, terutama pada anak yang belum bisa menggunakan kata dalam mengungkapkan rasa frustrasi mereka (Fetsch & Jacobson, 1988).
Suatu ledakan emosi kuat sekali, disertai rasa marah, serangan agresif, menangis, menjerit- jerit, enghentak-hentakkan kedua kaki dan tangan ke lantai atau tanah (Chaplin, 1981)
Umumnya Tantrum akan terjadi pada tahun kedua (mulai usia 18 bulan) dalam kehidupan anak, saat perkembangan bahasa anak usia dini mulai berkembang. Kondisi ini disebabkan bahwa balita belum bisa mengatakan atau mengkomunikasikan apa yang diinginkannya, atau yang dirasakan, dibutuhkan, dll.
Ketika anak Tantrum, mungkin orangtua menjadi frustasi dan bingung cara menghadapinya. Tantrum termasuk bagian dari perkembangan anak yang normal karena ia sedang berusaha menunjukkan bahwa dirinya sedang kesal. Orangtua perlu menyadari bahwa tantrum pada anak adalah perilaku universal dan normal yang dapat dialami oleh setiap anak, sehingga perlu direspon secara wajar.
##!tantrum-anak-2!##
Anak balita yang sedang Tantrum mungkin menunjukkan satu atau lebih dari perilaku berikut; antara lain :
##!tantrum-anak-3!##
Ketidakmampuan anak dalam berkomunikasi merupakan salah satu aspek dalam kajian tantrum. Komunikasi ini lebih diterjemahkan pada ekspresi emosi. Dalam keluarga yang kurang sehat, anak jarang diberikan kesempatan untuk mengekspresikan emosi mereka secara jujur, terutama ekspresi negatif yang bertentangan dengan keinginan orangtua.
Ketidakkonsistenan orangtua dalam menerapkan aturan juga menjadi salah satu aspek yang dapat memancing perilaku tantrum. orangtua membuat sebuah aturan, tetapi tidak kuat mempertahankan aturan tersebut karena adanya perilaku anak yang menuntut secara sangat emosional.
Baca Juga : Anak Hiperaktif, Tanda dan Cara Mengatasinya
##!tantrum-anak-4!##
##!tantrum-anak-41!##
1) Tetap tenang
Lakukan yang terbaik untuk tetap tenang. Jika memungkinkan, jangan biarkan amukan anakmengganggu apa yang sedang dilakukan, dan cobalah untuk tidak marah. Ini membuat anak menjadi tahu bahwa tantrum bukanlah cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian atau mendapatkan apa yang mereka inginkan.
##!tantrum-anak-42!##
2) Cari tahu mengapa tantrum terjadi
Anak mungkin saja lelah, mengantuk atau lapar, dalam hal ini solusinya sederhana. Namun mereka juga mungkin merasa frustrasi atau cemburu, ada kekesalan terhadap sesuatu. Mereka mungkin membutuhkan waktu, perhatian, kasih sayang, pelukan, dan cinta.
##!tantrum-anak-43!##
3) Pahami dan terima kemarahan Anak
Orangtua mungkin terkadang merasakan hal yang sama jika marah dan kesal, tetapi orang dewasa dapat mengungkapkannya dengan cara lain. Tantrum dapat disebabkan karena marah dan kesal.
##!tantrum-anak-44!##
4) Temukan Pengalih Perhatian
Jika mulai mengamuk, segera temukan sesuatu untuk mengalihkan perhatiannya. Terkadang, ini berfungsi untuk menawarkan aktivitas atau objek lain kepada anaka, seperti buku atau mainan. Atau juga dapat mengarahkan perhatian mereka pada sesuatu yang menarik yang terjadi di sekitar. Hal ini kadang dirasa cukup untuk mengalihkan perhatian mereka dari apa pun yang menyebabkan amukan.
##!tantrum-anak-45!##
5) Hibur anak
Terkadang anak mungkin hanya perlu dihibur. Ini tidak berarti menyerah pada tuntutan. Orangtua dapat mencoba menggendong anak dan berbicara dengan mereka dengan tenang sampai mereka tenang.
##!tantrum-anak-46!##
6) Peluk dengan Erat
Coba pegang dan peluk anak dengan kuat sampai amukannya berlalu. Beberapa orang tua menganggap ini membantu, tetapi mungkin sulit untuk menggendong anak yang sedang mengamuk. Biasanya berhasil ketika anak lebih kesal daripada marah, dan ketika merasa cukup tenang maka dilanjukan untuk berbicara dengan mereka dengan lembut dan meyakinkan mereka.
##!tantrum-anak-47!##
7) Tunjukkan Rasa Cinta
Tunjukkan pada anak bahwa mencintai mereka, tetapi bukan perilaku mereka yang tidak berkenan. Anak-anak mungkin berperilaku buruk karena mereka membutuhkan lebih banyak perhatian. Tunjukkan bahwa orangtua mencintai mereka dengan memuji perilaku yang baik dan memberi mereka banyak pelukan saat mereka tidak berperilaku buruk.
##!tantrum-anak-5!##
Terkadang tantrum akan terjadi meskipun orangtua telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencegahnya. Beberapai strategi berikut dapat membantu membuat amukannya lebih jarang; antara lain :
##!tantrum-anak-51!##
1) Tetapkan rutinitas.
Rutinitas atau jadwal yang konsisten membuat anak tahu apa yang diharapkan. Ini dapat mempermudah transisi di antara berbagai aktivitas harian.
##!tantrum-anak-52!##
2) Jadilah panutan.
Anak-anak menghormati orang tua mereka dan terus-menerus mengamati perilaku mereka. Jika anak melihat orangtua menangani kemarahan dan frustrasinya dengan tenang, mereka akan cenderung meniru perilaku orangtua saat mengalami perasaan ini.
##!tantrum-anak-53!##
3) Beri anak pilihan.
Bila perlu, beri anak dua atau tiga pilihan dan biarkan mereka membuat pilihan. Ini akan memberi mereka perasaan bahwa mereka memiliki kendali atas keadaan mereka.
##!tantrum-anak-54!##
4) Bantu anak cukup tidur.
Ini akan membantu mencegah amukan yang disebabkan oleh kelelahan. Cobalah untuk membuat rutinitas tidur siang dan waktu tidur untuk membantu anak untuk mendapatkan istirahat yang lebih baik.
##!tantrum-anak-55!##
5) Mendorong kebiasaan makan yang baik.
Merasa lapar bisa membuat siapa saja mudah tersinggung, termasuk anak kecil. Lakukan yang terbaik untuk memasukkan makanan sehat dalam setiap makanan, dan pilihlah makanan ringan yang kaya nutrisi bila memungkinkan.
##!tantrum-anak-56!##
6) Jaga Perilaku.
Jangan memperebutkan hal-hal kecil, seperti pakaian yang disukai anak. Cobalah untuk membatasi berapa kali orangtua mengucapkan kata "tidak" (kurangi semaksimal mungkin).
##!tantrum-anak-57!##
7) Jaga nada suara Orangtua tetap positif.
Jika orangtua menginginkan anak melakukan sesuatu, cobalah untuk menawarkan undangan, daripada membuat permintaan atau perintah. Ketika hal ini terkait masalah keamanan, yang terbaik adalah langsung dan tenang.
Referensi :
Baca Juga :