Marah adalah emosi yang ditandai dengan ketegangan dan permusuhan yang timbul dari frustrasi, cedera nyata atau khayalan oleh orang lain, atau ketidak adilan yang dirasakan.
Pengertian
Marah dapat memanifestasikan dirinya dalam perilaku yang dirancang untuk menghilangkan objek kemarahan (misalnya, tindakan yang ditentukan) atau perilaku yang dirancang hanya untuk mengekspresikan emosi (misalnya, bersumpah). Kemarahan berbeda dari agresi, tetapi merupakan penggerak yang signifikan dari agresi; yaitu perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang atau sesuatu.
Terlepas dari hubungan keduanya yang saling berpengaruh, amarah saja tidak diperlukan dan tidak cukup untuk menimbulkan agresi. Agresi; mengacu pada perilaku yang disengaja yang bertujuan untuk menyakiti orang lain. Seringkali, hal ini mencerminkan keinginan untuk mendominasi dan mengontrol.
Agresi dapat ditunjukkan dengan memukul, mendorong, atau bahkan melukai orang lain, dan dapat terjadi dalam kekerasan perkawinan, pelecehan anak atau orang tua, bullying, atau aktifitas kriminal.
Ekspresi Marah
Kemarahan adalah keadaan perasaan negatif yang biasanya dikaitkan dengan pikiran bermusuhan, gairah fisiologis, dan perilaku maladaptif. Hal ini biasanya berkembang sebagai tanggapan atas tindakan yang tidak diinginkan dari orang lain yang dianggap tidak sopan, merendahkan, mengancam atau mengabaikan.
Kemarahan memberi energi pada kita untuk membalas. Emosi marah bisa disertai dengan ketegangan otot, sakit kepala atau detak jantung yang meningkat. Selain itu, ekspresi amarah secara verbal dan fisik dapat menjadi peringatan bagi orang lain tentang ketidak senangan sesorang.
Ekspresi verbal termasuk berteriak, berdebat, mengumpat, dan menyindir. Namun, kemarahan juga bisa diekspresikan secara fisik dengan mengepalkan tangan, melempar buku ke lantai, memecahkan pensil atau membenturkan dinding. Terkadang, kemarahan tidak diungkapkan secara eksternal tetapi tetap sebagai problem internal.
Tipe Marah
Marah kedalam atau implisit (anger in) yaitu rasa marah yang diarahkan kedalam diri sendiri yang dapat mengakibatkan depresi dan kebencian yang ditahan/dipendam.
Marah keluar atau eksplisit (anger out) yaitu rasa marah yang diarahkan kepada orang atau benda lain yang merupakan pengekspresian dari perasaan benci dan permusuhan yang tertahan.
Marah yang menjadi Resiko
Kemarahan merupakan masalah penting dengan konsekuensi negatif dalam banyak aspek kehidupan seperti pernikahan, tempat kerja, interaksi dengan orang tua-anak, dan perilaku mengemudi, perilaku ditempat kerja, dll. Kemarahan dikaitkan dengan konflik antarpribadi, evaluasi negatif oleh orang lain, mengemudi yang tidak menentu, perusakan properti, ketidak sesuaian pekerjaan, pengambilan risiko yang tidak tepat, kecelakaan, penyalahgunaan zat, dan yang disebut mengumbar nafsu.
Jika frekuensi marah sedang hingga intens, dan sering dialami, dan kemudian menjadi menyimpan dendam dan berencana membalas dendam, dan diekspresikan dalam tindakan verbal dan fisik yang agresif, maka kondisi ini harus dikhawatirkan. Maka marah menjadi berisiko terjadinya hubungan negatif, kesehatan, dan mungkiin dampak hukum terkait dengan ekspresi kemarahan yang tidak semestinya.
Dampak
Berikut ini adalah emosi marah yang harus dikhawatirkan :
Ketika marah terlalu sering terjadi. Beberapa orang marah untuk hal sepele, misalnya sehari beberapa kali marah yang tidak begitu jelas penyebabnya.
Ketika marah terlalu ekstrem. Kemarahan memiliki tingkat intensitas yang berbeda, mulai dari rendah ke tinggi. Tingkat intensitas kemarahan yang tinggi sangat jarang berguna. Jika kemarahan berintensitas tinggi, justru akan menjadi racun bagi kesehatan diri dan berisiko bertindak impulsif tanpa berfikir lebih dahulu.
Ketika marah mengarah pada agresi, yaitu ketika Anda berniat menyakiti seseorang, baik secara fisik (misal menampar, memukul) maupun verbal (mencaci maki).
Ketika marah berlangsung terlalu lama. Ketika seseorang marah dalam jangka waktu yang terlalu lama, ia dapat mengulang-ngulang ketidak adilan dan kemarahan secara terus-menerus. Terjadi periode panjang di mana kemarahan ditahan dan diekspresikan dalam reaksi stres berkepanjangan. Hal ini dapat membahayakan kesehatan tubuh, emosi, pikiran, dan juga relasi.
Pencegahan dan Penanggulangan Emosi Marah
Ada beberapa pendekatan agar marah mendidik dan membangun. Pendekatan fisiologis yakni menekankan regulasi tubuh ketika sedang marah, seperti, merendahkan posisi badan ke arah yang lebih rendah, duduk dan berbaring, tarik nafas panjang sebelum marah, minum air hangat serta mencari penyaluran kegiatan fisik dengan berolah raga atau mengerjakan aktifitas fisik untuk mengarahkan dorongan energi yang besar; dll.
Secara psikologis, cara penting yang paling utama adalah menyadari bahwa kita sedang marah, berfikir ulang terhadap tertundanya keinginan, memikirkan sisi positif dari kejadian yang tidak menyenangkan, memilikrkan dampak negatif terhadap kesehatan diri, belajar menunda kepuasan, menyalurkan hobi dengan berkarya sehingga energi yang terkumpul dapat diarahkan pada kegiatan yang bermanfaat.
Sharing dengan sahabat, teman atau siapa saja yang dapat menjadi tempat untuk memuntahkan isi beban yang sedang dialami. Menulis pada buku harian, mengekspresikan dengan menggambar, membuat cerita atau sekedar menggoreskan isi hati melalui buku merupakan kegiatan positif dibandingkan dengan penumpahan kemarahan secara langsung.
Mengatasi emosi marah dengan mengingat dampak negatif dan resiko dari emosi marah yang akan terjadi; dapat mengurangi dan meredam emosi marah. Emosi yang meluap-luap biasanya membuat yang bersangkutan gelap mata. Jika sudah demikian, dia akan memukul, berteriak, memaki, atau merusak barang-barang yang ada. Dengan mengingat atau membayangkan dampak negatif yang akan terjadi biasanya dapat menurunkan intensitas emosi marah.
Referensi :
- America Psychological Association; How to recognize and deal with anger.
- Wikipedia; Anger.