Kepribadian Perfeksionis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

perfeksionis

Perfeksionisme merupakan suatu kepribadian yang ditandai dengan berusaha menuju kesempurnaan, menetapkan standar kinerja yang sangat tinggi.

Bersikap sangat kritis terhadap perilaku dan sering berfokus pada evaluasi eksternal yang memotivasi mereka untuk mencapai dan mempertahankan standar tinggi untuk mengurangi ketidakpuasan.

Daftar Isi :

  1. Pengertian
  2. Jenis jenis Perfeksionis
  3. Hal hal yang Menyebabkan Perfeksionis
  4. Dampak yang Dirimbulkan dari Perfeksionis
  5. Apakah Perfeksionis merupakan Penyakit Mental ?
  6. Cara Mengatasi Perfeksionis

1 Pengertian

Orang yang memiliki kecenderungan perfeksionis sering bekerja seorang diri secara berlebihan karena tidak percaya dengan hasil dari pekerjaan orang lain dan menghindari pengalaman baru karena takut melakukan kesalahan dan kegagalan. Kegagalan dalam mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan dapat membuat perfeksionis merasa tidak berharga. Ketakutan lain yang dihadapi oleh perfeksionis adalah penolakan dari lingkungan sekitar. Perfeksionis meyakini jika orang lain mengetahui kekurangannya, mereka tidak akan menerima dirinya dan dirinya akan merasa sakit karena disalahkan, dihakimi, dan malu.

Perfeksionisme sering kali dilihat sebagai sifat positif yang meningkatkan peluang untuk sukses, tetapi sesungguhnya tanpa disadari perfeksionisme ini dapat menyebabkan pikiran atau perilaku yang merusak diri sendiri yang membuat lebih sulit mencapai tujuan. Perfeksionisme dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya. Perfeksionisme tidak sama dengan berusaha untuk menjadi yang terbaik. Kesempurnaan bukanlah tentang pencapaian dan pertumbuhan yang sehat.

2 Jenis-jenis Perfeksionisme

Menurut Hewitt & Flett (1991) perfeksionisme terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

  1. Self-oriented perfectionism, yaitu standar yang tinggi dan tidak realistik untuk dirinya sendiri. Perfeksionis termotivasi untuk mencapai standar yang telah ditetapkannya dan berusaha untuk menghindari kegagalan.
  2. Other-oriented perfectionism, yaitu standar yang tinggi untuk orang lain. Perfeksionis menilai orang lain berdasarkan standar pribadinya yang tidak realistis dan sulit dipenuhi oleh orang lain.
  3. Socially prescribed perfectionism, yaitu kecenderungan menganggap orang lain memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap dirinya.

3. Hal-hal yang Menyebabkan Perfeksionis

Perfeksionisme sering kali merupakan perilaku yang dipelajari. Orang dengan perfeksionisme percaya bahwa mereka berharga hanya karena apa yang mereka capai atau lakukan untuk orang lain. Banyak faktor yang dapat memengaruhi bagaimana perfeksionisme tumbuh dan berkembang dalam diri individu.

Beberapa diantaranya adalah:

  • Sering merasa takut akan ketidaksetujuan dari orang lain atau memiliki perasaan tidak aman dan tidak mampu.
  • Memiliki masalah kesehatan mental seperti kecemasan atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Meskipun ada korelasi antara OCD dan perfeksionisme, namun tidak semua orang dengan perfeksionisme menderita OCD, dan tidak semua penderita OCD adalah seorang yang perfeksionis.
  • Memiliki orang tua yang menunjukkan perilaku perfeksionis atau menunjukkan ketidaksetujuan ketika usaha anak tidak membuahkan hasil sesuai dengan keinginan.
  • Kelekatan yang tidak aman. Orang yang memiliki kelekatan yang bermasalah dengan orang tua ketika mereka masih anak-anak mungkin mengalami kesulitan menenangkan diri saat dewasa. Mereka mungkin kesulitan menerima hasil yang baik jika tidak sempurna.
  • Orang-orang dengan riwayat prestasi tinggi terkadang merasakan tekanan yang luar biasa untuk memenuhi pencapaian mereka sebelumnya. Hal ini sering kali membuat mereka terlibat dalam perilaku perfeksionis.
  • Anak-anak yang sering dipuji atas prestasinya mungkin merasakan tekanan untuk terus berprestasi seiring bertambahnya usia, yang juga dapat menyebabkan kecenderungan perfeksionis.

4. Dampak yang Ditimbulkan dari Perfeksionis

1. Dampak positif

  • Dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang mengagumkan.
  • Dapat menjadikan kehidupan seseorang lebih terstruktur dan lebih tertib.
  • Dapat menjadikan seseorang profesional dalam bidangnya.

2. Dampak negatif

  • Membuang banyak waktu.
  • Dapat menyebabkan stres sehingga tidak mampu berkonsentrasi dan tidak mampu memberikan hasil yang terbaik.
  • Terlalu meremehkan hasil kerja sendiri sehingga tidak dapat menikmati ketika melakukan pekerjaan dengan baik.
  • Tidak akan pernah merasa cukup.

5. Apakah perfeksionisme merupakan penyakit mental?

Perfeksionisme adalah ciri kepribadian yang bisa berbahaya jika dialami secara ekstrem. Meskipun tidak dianggap sebagai penyakit mental, kepribadian perfeksionisme merupakan faktor umum dalam banyak gangguan mental, terutama yang didasarkan pada pikiran dan perilaku kompulsif, seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (OCPD).

6. Cara Mengatasi Perfeksionis

Jika kamu merasa sifat perfeksionis yang kamu miliki membuat dirimu tertekan setiap hari, ketahuilah bahwa perilaku dan kebiasaan perfeksionis dapat diubah dengan:

  • Menyadari kekurangan dan kelebihan yang dimiliki diri
  • Menetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai
  • Menurunkan standar yang dimiliki
  • Melihat dari sudut pandang orang lain
  • Memberi penghargaan kepada diri sendiri atas usaha yang telah dilakukan
  • Mengakui bahwa setiap orang dapat berbuat kesalahan
  • Menyadari bahwa kesalahan merupakan proses dari pembelajaran
  • Membagi tugas berat menjadi langkah-langkah kecil dalam menyelesaikan tugas


Referensi:

  1. Flett, G. L., Heisel, M. J., & Hewitt, P. L. (2014). The destructiveness of perfectionism revisited: Implications for the assessment of suicide risk and the prevention of suicide. Review of General Psychology, 18(3), 156-172.
  2. Gould, Jenny. (2012). Overcoming Perfectionism. London: Jenny Gloud & Ventus Publishing ApS.
  3. Fursland, A., Raykos, B. dan Steele, A. (2009). Perfectionism in Perspective. Perth, Western Australia: Centre for Clinical Interventions.
  4. Heitz, David. (2017, Desember 24). Perfectionism. https://www.healthline.com/health/perfectionism. (Diakses pada tanggal 1 Februari 2021).
  5. https://www.goodtherapy.org/learn-about-therapy/issues/perfectionism
  6. https://www.psychologytoday.com/us/basics/perfectionism.


Baca Juga :

  1. Self Awareness, Ciri, Manfaat dan Cara Membangunnya
  2. Teori Kecerdasan Majemuk - Multiple Intellegences

Artikel Menarik Lainnya

Disleksia adalah gangguan belajar yang melibatkan kesulitan membaca karena masalah...

Anak-anak mandiri lebih baik dalam menyelesaikan tugas mereka. Namun demikian perlu diketahui usia...

Jika harus memberikan sebuah materi presentasi kepada audien yang belum dikenal, bagi sebagian...

DISC adalah alat test yang telah terbukti secara ilmiah, namun sangat sederhana untuk memahami...

 

INSAN-Q
Ruko Bonakarta Blok A No. 30
Masigit, Jombang,
Kota Cilegon,
Banten 42415

 

|   |   |   | |

 

INSAN-Q Home
Komp. BBS 3 Blok A4 No. 14
RT17/RW09, Ciwaduk,
Kota Cilegon,
Banten 42415