Bayangkan skenario ini: Suatu hari, kamu diberikan tugas mandiri untuk membaca 2 (dua) bab dalam sebuah buku yang cukup tebal. Lalu, kamu diminta untuk merangkum apa yang sudah kamu baca ke dalam laporan sebanyak beberapa halaman.
Untungnya, waktu pengumpulan tugas ini masih 10 (sepuluh) hari lagi, sehingga kamu punya banyak waktu untuk mengerjakannya. Manakah yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan langsung mengerjakan dengan membuat target harian selama 10 hari? Atau, apakah kamu akan menunda-nunda mengerjakan sampai sehari sebelum batas waktu pengumpulan?
Apabila kamu merasa dirimu lebih sesuai dengan pilihan kedua, maka kamu sedang melakukan apa yang disebut sebagai prokrastinasi.
Prokrastinasi
Prokrastinasi adalah perilaku menghindari atau menunda mengerjakan suatu pekerjaan tanpa batas waktu yang jelas, meskipun kita mengetahui bahwa perilaku menunda tersebut akan membawa dampak yang buruk. Hal yang sering disalahpahami adalah bahwa prokrastinasi terjadi karena seseorang tidak bisa mengatur waktu atau memiliki kebiasaan belajar yang buruk. Padahal, prokrastinasi berasal dari gabungan antara faktor pemikiran (kognitif), perilaku dan sikap (afektif) yang kompleks. Perilaku ini umum ditemui pada mahasiswa perkuliahan karena adanya tuntutan yang sangat tinggi untuk mendapat nilai terbaik. Akhirnya, prokrastinasi seringkali dijadikan strategi perlindungan diri bagi beberapa orang.
Tahapan Prokrastinasi
Terdapat 6 (enam) tahapan dari prokrastinasi, yaitu:
1. False Security
Seseorang yang sering melakukan prokrastinasi biasa justru memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah dan menyadari bahwa dirinya tidak mampu untuk mencapai tingkat performa yang diharapkan. Tetapi, ia tetap merasa aman untuk menunda mengerjakan pekerjaannya.
2. Laziness
Prokrastinasi merupakan ekspresi dari rasa malas. Terkadang seorang prokrastinator merasa tidak mau dipaksa untuk mulai mengerjakan sesuatu karena ia merasa bisa mengerjakannya nanti setelah dirinya lebih siap. Namun, seringkali pemikiran untuk mulai mengerjakan sesuatu hanya muncul sekejap saja dan kesiapan itu tidak pernah datang.
3. Excuses
Kepadatan yang dirasakan karena pekerjaan yang menumpuk akibat ditunda dapat dijadikan alasan bagi seseorang untuk menunda pekerjaan lainnya.
4. Denial
Seseorang dapat mengatakan bahwa dirinya masih memiliki waktu dan kemampuan, atau bahwa ia merasa tidak apa-apa dengan dampak negatif prokrastinasi sebagai bentuk penolakan terhadap realita.
5. Crisis
Seringkali prokrastinasi telah menjadi metode seseorang untuk mengatasi tekanan sehari-hari. Menunda atau mencari alasan jauh lebih mudah dilakukan daripada mulai mengerjakan pekerjaan yang terus berdatangan.
6. Repeat
Seorang prokrastinator sering merasa seperti korban, ia tidak bisa mengerti mengenai perilakunya atau mengenai mengapa pekerjaannya tidak sebaik orang lain. Tetapi, pada akhirnya ia mengulangi perilaku tersebut.
Sengaja Menunda Pekerjaan
Perlu dicermati, bahwa ada beberapa orang yang memang memiliki strategi belajar dengan sengaja menunda pekerjaannya. Hal ini dinamakan strategi belajar delay dan dilakukan dengan membuat strategi pengerjaan, membagi pekerjaan sesuai kemampuan harian, menjaga motivasi serta efektifitas pengerjaan dan secara rutin memantau perkembangan dari apa yang sedang dikerjakan. Berbeda dari prokrastinasi yang menunda pekerjaan karena kurangnya motivasi dan hasil kerjanya biasa kurang maksimal.
Banyak orang merasa lebih bisa mengerjakan tugas saat berada di bawah tekanan karena tekanan memberikan mereka dorongan. Tetapi umumnya, mereka mengatakan hal tersebut saat tidak sedang berada di bawah tekanan. Dapat dikatakan bahwa mereka melupakan konsekuensi negatif yang dirasakan seperti perasaan cemas, stres, kelelahan, kekecewaan dari hasil pekerjaan yang kurang baik, ataupun menjadi sakit. Lagipula, kepercayaan bahwa kita bisa bekerja lebih baik di bawah tekanan juga belum tentu benar terbukti.
Dampak Negatif Prokrastinasi
Prokrastinasi memiliki beberapa dampak negatif dalam kehidupan, terutama kehidupan mahasiswa. Tingkat prokrastinasi yang tinggi seringkali berpengaruh terhadap performa akademis yang lebih rendah, tanpa disadari oleh individu tersebut. Selain itu, tingkat prokrastinasi seseorang juga dikaitkan dengan tingkat kepuasan hidup, tingkat intelegensi emosi dan tingkat kepercayaan diri yang lebih rendah.
Prokrastinasi dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mental, seperti stres, serta masalah kesehatan fisik, seperti peningkatan angka penyakit. Selain itu, penundaan juga dikaitkan dengan masalah dalam menyesuaikan diri dan mengatasi kondisi kesehatan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai masalah, seperti kebiasaan gaya hidup yang buruk (misalnya dalam hal nutrisi dan perawatan diri), dan buruknya kepatuhan terhadap pemantauan dan pengobatan yang diperlukan.
Jenis Prokrastinasi tertentu dikaitkan dengan jenis masalah kesehatan tertentu. Misalnya, penundaan waktu tidur, yang berarti menunda tidur secara tidak perlu, dikaitkan dengan masalah seperti kurang tidur dan meningkatnya kelelahan. Prokrastinasi juga dikaitkan dengan berbagai gangguan, seperti depresi dan insomnia, namun tidak jelas apakah hubungan ini bersifat korelasional atau kausasional, dan jika bersifat sebab akibat, lalu ke arah mana, yang berarti tidak jelas apakah penundaan menyebabkan masalah ini secara langsung.
Cara Mengatasi Prokrastinasi
Apakah kamu merasa pembahasan di atas sangat sesuai dengan dirimu atau mungkin orang yang kamu kenal? Kalau iya, tenang saja! Karena kita akan membahas metode sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi prokrastinasi.
1. Chunking (Swiss Cheese)
Mengikuti skenario di awal tadi, kita bisa melakukan metode ini dengan membagi tugas kedalam beberapa bagian, misalnya 4 (empat) bagian seperti membaca bab pertama, membaca bab kedua, merangkum bab pertama dan merangkum bab kedua. Pembagian seperti ini mempermudah kita untuk melihat secara lebih jelas usaha yang perlu dikeluarkan untuk mengerjakan secara maksimal.
2. Un-Schedule
Kita bisa membuat jadwal yang lebih fleksibel saat mengerjakan tugas, misalnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari yang diberikan, kita akan membaca bab pertama antara hari pertama sampai hari ketiga, lalu bab kedua antara hari keempat sampai keenam, dan 4 (empat) hari terakhir kita pakai untuk merangkum. Kita tidak menjadwalkan terlalu ketat karena hal tersebut dapat meningkatkan stres dan melunturkan komitmen kita dalam mengerjakan tugas.
3. Memanfaatkan Lingkungan Sekitar
Coba telaah dirimu sendiri, apakah kamu mudah terdistraksi saat mengerjakan tugas di tempat ramai? Atau apakah kamu justru butuh ditemani agar bisa lebih lancar mengerjakan tugas? Dengan mengenali diri, kita bisa lebih mudah memanfaatkan lingkungan sekitar kita. Misalnya, meminta tolong orang lain untuk mengingatkan dan memberi dukungan kita untuk mengerjakan tugas, menaruh ponsel atau alat-alat lain yang mengganggu jauh dari meja belajar, hingga memilih tempat yang cocok dengan kita.
Bagaimana menurut kalian?
Referensi :
- Devi, R. & Dhull, P. (2017). Procrastination: A Behavior Need to Be Changed to Get Success. International Education & Research Journal, 3(5), 475-476.
- Goroshit, M. (2018). Academic procrastination and academic performance: An initial basis for intervention. Journal of Prevention & Intervention in the Community, 46(2), 131-142. DOI: https://doi.org/10.1080/10852352.2016.1198157
- Kasim, L. S. (2015). The Impact of Academic Procrastination and Academic Performance on Academic Achievement Amongst Undergraduate Students at A Local University (Unpublished Master’s Thesis). Universiti Utara Malaysia, Malaysia.
- Özer, B. U. & Saçkes, M. (2011). Effects of Academic Procrastination on College Students’ Life Satisfaction. Procedia Social and Behavioral Sciences, 12(2011), 512-519. DOI: 10.1016/j.sbspro.2011.02.063
Reynolds, J. P. (2015). Factors Affecting Academic Procrastination (Master’s Theses). Retrieved from TopSCHOLAR (Paper no. 1511). Retrieved from https://digitalcommons.wku.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=2516&context=theses - Steel, P., & Klingsieck, K. (2015). Procrastination. In J. D. Wright (Ed.), The international encyclopedia of the social & behavioral sciences (2nd ed., Vol. 19; pp. 73-78). Oxford: Elsevier.
- Voge, D. J. (2007). Classroom Resources for Addressing Procrastination. Research and Teaching in Development Education, 23(2), 88-96.
- Yilmaz, M. B. (2017). The Relation between Academic Procrastination of University Students and Their Assignment and Exam Performances: The Situation in Distance and Face-to-Face Learning Environments. Journal of Education and Training Studies, 5(9), 146-157. DOI: 10.11114/jets.v5i9.2545
- Procrastination Dangers: The Negative Effects of Procrastination; Solving Procrastination
Baca Juga :